7/8/08

hadist palsu seputar amalan bulan rajab

بـسم الله الرحمن الرحيم


HADITS PALSU SEPUTAR AMALAN BULAN RAJAB


Penulis: Al Ustadz Abu Al Mundzir Dzul Akmal As Salafiy.

. حديث : رجب شهر الله, وشعبان شهري, ورمضان شهر أمتى. فمن صام من رجب يومين. فله من الأجر ضعفان, ووزن كل ضعف مثل جبال الدنيا, ثم ذكر أجر من صام أربعة أيام, ومن صام ستة أيام, ثم سبعة أيام ثم ثمانية أيام, ثم هكذا: إلى خمسة عشر يوما منه.
Artinya : “Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban bulan Saya (Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam), sedangkan Ramadhan bulan ummat Saya. Barang siapa berpuasa di bulan Rajab dua hari, baginya pahala dua kali lipat, timbangan setiap lipatan itu sama dengan gunung gunung yang ada di dunia, kemudian disebutkan pahala bagi orang yang berpuasa empat hari, enam hari, tujuah hari, delapan hari, dan seterusnya, sampai disebutkan ganjaran bagi orang berpuasa lima belas hari.
Hadits ini “Maudhu`” (Palsu). Dalam sanad hadits ini ada yang bernama Abu Bakar bin Al Hasan An Naqqaasy, dia perawi yang dituduh pendusta, Al Kasaaiy- rawi yang tidak dikenal (Majhul). Hadits ini juga diriwayatkan oleh pengarang Allaalaiy dari jalan Abi Sa`id Al Khudriy dengan sanad yang sama, juga Ibnu Al Jauziy nukilan dari kitab Allaalaiy.

. حديث : من صام ثلاثة أيام من رجب, كتب له صيام شهر, من صام سبعة أيام من رجب, أغلق الله عنه سبعة أبواب من النار, ومن صام ثمانية أيام من رجب, فتح الله له ثمانية أبواب من الجنة, ومن صام نصف رجب حاسبه الله حسابا يسيرا.
Artinya : “Barang siapa berpuasa tiga hari di bulan Rajab, sama nilainya dia berpuasa sebulan penuh, barang siapa berpuasa tujuh hari Allah Subhana wa Ta`ala akan menutupkan baginya tujuh pintu neraka, barang siapa berpuasa delapan hari di bulan Rajab Allah Ta`ala akan membukakan baginya delapan pintu sorga, siapapun yang berpuasa setengah dari bulan Rajab itu Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah sekali.”
Diterangkan di dalam kitab Allaalaiy setelah pengarangnya meriwayatkannya dari Abaan kemudian dari Anas secara Marfu` : Hadits ini tidak Shohih, sebab Abaan adalah perawi yang ditinggalkan, sedangkan `Amru bin Al Azhar pemalsu hadits, kemudian dia jelaskan : Dikeluarkan juga oleh Abu As Syaikh dari jalan Ibnu `Ulwaan dari Abaan, adapun Ibnu `Ulwaan pemalsu hadits.
. حديث : إن شهر رجب شهر عطيم. من صام منه يوما كتب له صوم ألف سنة – إلخ.
Artinya : “Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang mulia. Barang siapa berpuasa satu hari di bulan tersebut berarti sama nilainya dia berpuasa seribu tahun-dan seterusnya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Syaahin dari `Ali secara Marfu`. Dan dijelaskan dalam kitab Allaalaiy : Hadits ini tidak Shohih, sedangkan Haruun bin `Antarah selalu meriwayatkan hadits-hadits yang munkar.
. حديث : من صام يوما من رجب, عدل صيام شهر-إلخ
Artinya : “Barang siapa yang berpuasa di bulan Rajab satu hari sama nilainya dia berpuasa sebulan penuh dan seterusnya”.
Diriwayatkan oleh Al Khathiib dari jalan Abi Dzarr Marfu`. Di sanadnya ada perawi : Al Furaat bin As Saaib, dia ini perawi yang ditinggalkan.
Berkata Al Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya “Al Amaaliy” : sepakat diriwayatkan hadist ini dari jalan Al Furaat bin As Saaib- dia ini lemah- Rusydiin bin Sa`ad, dan Al Hakim bin Marwaan, kedua perawi ini lemah juga.
Sesungguhnya Al Baihaqiy juga meriwayatkan hadits ini di kitabnya : “Syu`abul Iman” dari hadits Anas, yang artinya : “Siapapun yang berpuasa satu hari di bulan Rajab sama nilainya dia berpuasa satu tahun.” Di menyebutkan hadits yang sangat panjang, akan tetapi di sanad hadits ini juga ada perawi ; `Abdul Ghafuur Abu As Shobaah Al Anshoriy, dia ini perawi yang ditinggalkan. Berkata Ibnu Hibbaan : “Dia ini termasuk orang orang yang memalsukan hadits”.
. حديث : من أحيا ليلة من رجب, وصام يوما. أطعمه الله من ثمار الجنة – إلخ.
Artinya : “Barang siapa yang menghidupkan satu malam bulan Rajab dan berpuasa di siang harinya, Allah Ta`ala akan memberinya makanan dari buah buahan sorga- dan seterusnya.”
Diriwayatkan dalam kitab Allaalaiy dari jalan Al Husain bin `Ali Marfu`: Berkata pengarang kitab : Hadits ini Maudhu` (palsu).
. حديث : أكثروا من الاستغفار فى شهر رجب. فإن لله فى كل ساعة منه عتقاء من النار, وإن لله لا يدخلها إلا من صام رجب.
Artinya : “Perbanyaklah Istighfar di bulan Rajab. Sesungguhnya Allah Ta`ala membebaskan hamba hambanya setiap sa`at di bulan itu, dan Sesungguhnya Allah Ta`ala mempunyai kota kota di Jannah-Nya yang tidak akan dimasuki kecuali oleh orang yang berpuasa di bulan itu.
Dikatakan dalam “Adz dzail” : Dalam sanadnya ada rawi namanya Al Ashbagh : Tidak bisa dipercaya.
. حديث : فى رجب يوم وليلة, من صام ذلك اليوم, وقام تلك الليلة. كان له من الأجر كمن صام مائة-إلخ.
Artinya : “Di bulan Rajab ada satu hari dan satu malam, siapapun yang berpuasa di hari itu, dan mendirikan malamnya. Maka sama nilainya dengan orang yang berpuasa seratus tahun dan seterusnya.
Dikatakatan dalam “Adz dzail” : Di dalam sanadnya ada nama rawi Hayyaj, dia adalah rawi yang ditinggalkan.
Dan demikian disebutkan tentang : “Berpuasa satu hari atau dua hari di bulan itu.”
Disebutkan juga dalam “Adz dzail : Sanad hadits ini penuh dengan kegelapan sebahagian atas sebahagian lainnya, di dalam sanadnya ada perawi perawi yang pendusta : Dan demikian diriwayatkan : “Bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam berkhutbah pada hari jum`at sepekan sebelum bulan Rajab. Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata : “Hai sekalian manusia! Sesungguhnya akan datang kepada kalian satu bulan yang mulia. Rajab bulan adalah bulan Allah yang Mulian, dilipat gandakan kebaikan di dalamnya, do`a do`a dikabulkan, kesusahan kesusahan akan di hilangkan.” Ini adalah Hadist yang Munkar.
Dan dalam hadits yang lain : “Barang siapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, dan mendirikan satu malam dari malam malamnya, maka Allah Tabaraka wa Ta`ala akan membangkitkannya dalam keadaan aman nanti di hari Kiamat- dan seterusnya.”
Di dalam sanad hadits ini : Kadzaabun (para perawi pendusta).
Demikian juga hadits : “Barang siapa yang menghidupkan satu malam di bulan Rajab, dan berpuasa di siang harinya: Allah akan memberikan makanan buatnya buah buahan dari Sorga- dan seterusnya.”
Didalam sanadnya : Para perawi pembohong/pemalsu hadits.
Demikian juga hadits : “Rajab bulan Allah yang Mulia, dimana Allah mengkhususkan bulan itu buat diri-Nya. Maka barang siapa yang berpuasa satu hari di bulan itu dengan penuh keimanan dan mengharapkan Ridho Allah, dia akan dimasukan ke dalam Jannah Allah Ta`ala- dan seterusnya.”
Didalam sanadnya : Para perawi yang ditinggalkan.
Demikian juga hadits : “Rajab bulan Allah, Sya`ban bulan Saya (Rasulullahu Shollallahu `alaihi wa Sallam, Ramadhan bulan ummat Saya.” Demikian juga hadits : “Keutamaan bulan Rajab di atas bulan bulan lainnya ialah : seperti keutamaan Al Quran atas seluruh perkataan perkataan lainnya- dan seterusnya.”
Berkata Al Imam Ibnu Hajar : Hadits ini Palsu.
Berkata `Ali bin Ibraahim Al `Atthor dalam satu risalahnya : “Sesungguhnya apa apa yang diriwayatkan tentang keutamaan tentang puasa di bulan Rajab, seluruhnya Palsu dan Lemah yang tidak ada ashol sama sekali. Berkata dia : “`Abdullah Al Anshoriy tidak pernah puasa di bulan Rajab, dan dia melarangnya, kemudian berkata : “Tidak ada yang shohih dari Nabi Muhammad Shollallahu `alaihi wa Sallam satupun hadist mengenai keutamaan bulan Rajab.” Kemudian dia berkata : Dan demikian juga : “Tentang amalan amalan yang dikerjakan pada bulan ini : Seperti mengeluarkan Zakat di dalam bulan Rajab tidak di bulan lainnya.” Ini tidak ada ashol sama sekali.
Dan demikian juga, “Dimana penduduk Makkah memperbanyak `Umrah di bulan ini tidak seperti bulan lainnya.” Ini tidak ada asal sama sekali sepanjang pengetahuan saya. Dia berkata : “Diantara yang diada-adakan oleh orang yang `awwam ialah : “Berpuasa di awal kamis di bulan Rajab,” yang keseluruhannya ini adalah : Bid`ah.
Dan diantara yang mereka ada adakan juga di bulan Rajab dan Sya`ban ialah : “Mereka memperbanyak ketaatan kepada Allah melebihi dari bulan bulan lainnya.”
Adapun yang diriwayatkan tentang : “Bahwa Allah Ta`ala memerintahkan Nabi Nuh `Alaihi wa Sallam untuk membuat kapalnya di bulan Rajab ini, serta diperintahkan kamu Mu`minin yang bersama dia untuk berpuasa di bulan ini.” Ini Hadits Maudhu` (Palsu).
Diantara bid`ah-bid`ah yang menyebar di bulan ini adalah :
1. Sholat Ar Raghaaib.
Sholat Ar Raghaaib ini diamalkan di setiap awal Jum`at di bulan Rajab.
Ketahuilah semoga Allah Tabaraka wa Ta`ala merahmatimu- bahwa mengagungkan hari ini, malam ini sesungguhnya diadakan ke dalam Din Islam ini setelah abad keempat Hijriyah. (Lihat literatur berikut ini tentang bid`ahnya sholat Raghaib :
1. “Iqtida` As Shiratul Mustaqim” : hal.283. Dan “Tulisan Ilmiyah diantara dua orang Imam ; Al `Izz bin `Abdus Salam dan Ibnu As Sholah sekitar Sholat Raghaaib.”
2. “Al Ba`itsu `Ala Inkari Al Bida` wa Al Hawaadist” : hal. 39 dan seterusnya.
3. “Al Madkhal” oleh Ibnu Al Haaj : 1/293.
4. “As Sunan wal Mubtadi`aat” : hal. 140.
5. “Tabyiinul `Ujab bima warada fi Fadhli Rajab” : hal. 47.
6. “Fataawa An Nawawiy” : hal. 26.
7. “Majmu` Al Fataawa oleh Ibnu Taimiyah” : 2/2.
8. “Al Maudhuu`aat” : 2/124.
9. “Allaalaaiy Al mashnu`ah” : 2/57.
10. “Tanzihus Syari`ah” : 2/92.
11. “Al Mughni `anil Hifdzi wal Kitab” : hall. 297- serta bantahannya : Jannatul Murtaab.
12. “Safarus Sa`adah” : hal. 150.
Sepakat `Ulama tentang hadits-hadits yang diriwayatkan mengenai keutamaan bulan Rajab adalah palsu, sesungguhnya telah diterangkan oleh sekelompok Al Muhaditsin tentang palsunya hadits sholat Ar Raghaaib diantara mereka ialah : Al Haafidz Ibnu hajar, Adz Dzahabiy, Al `Iraaqiy, Ibnu Al Jauziy, Ibnu Taimiyah, An Nawawiy dan As Sayuthiy dan selain dari mereka. Kandungan dari hadits-hadits yang palsu itu ialraah mengenai keutamaan berpuasa pada hari itu, mendirikan malamnya, dinamakan “shalat Ar Raghaaib,” para ahli Tahqiiq dikalangan ahli ilmu telah melarang mengkhususkan hari tersebut untuk berpuasa, atau mendirikan malamnya melaksanakan sholat dengan cara yang bid`ah ini, demikian juga pengagungan hari tersebut dengan cara membuat makanan makanan yang enak-enak, mengishtiharkan bentuk bentuk yang indah indah dan selain yang demikian, dengan tujuan bahwa hari ini lebih utama dari hari hari yang lainnya.
2. Sholat Ummu Daawud di pertengahan bulan Rajab.
Demikian juga hari terakhir dipertengahan bulan Rajab, dilaksanakan sholat yang dinamakan sholat “Ummu Daawud” ini juga tidak ada asholnya sama sekali. “Iqtidaus Shiraatul Mustaqim” : hal. 293.
Berkata Al Imam Al Hafidz Abu Al Khatthaab : “Adapun sholat Ar Raghaaib, yang dituduh sebagai pemalsu hadits ini ialah : `Ali bin `Abdullah bin jahdham, dia memalsukan hadits ini dengan menampilkan rawi rawi yang tidak dikenal, tidak terdapat diseluruh kitab.” Pembahasan Abu Al Khatthaab ini terdapat dalam :
“Al Baa`its `Ala Inkaril Bida` wal Ahadist” : hal. 40.
Abul Hasan : `Ali bin `Abdullah bin Al Hasan bin Jahdham, As Shufiy, pengarang kitab : “Bahjatul Asraar fit Tashauf”.
Berkata Abul Fadhal bin Khairuun : Dia pendusta.
Berkata selainnya : Dia dituduh sebagai pemalsu hadits sholat Ar Raghaaib.
Lihat terjemahannya dalam : “Al `Ibir fi Khabar min Ghubar.” : (3/116), “Al Mizan” : (3/142), “Al Lisaan” : (4/238), “Maraatul Jinaan” (3/28), “Al Muntadzim” : (8/14), “Al `Aqduts Tsamiin” : (6/179).
Asal daripada sholat ini sebagaimana diceritakan oleh : At Thurthuusyiy dalam “kitabnya” : “Telah mengkhabarkan kepada saya Abu Muhammad Al Maqdisiy, berkata Abu Syaamah dalam “Al Baa`its” : hal. 33 : “Saya berkata : Abu Muhammad ini perkiraan saya adalah `Abdul `Aziz bin Ahmad bin `Abdu `Umar bin Ibraahim Al Maqdisiy, telah meriwayatkan darinya Makkiy bin `Abdus Salam Ar Rumailiy As Syahiid, disifatkan dia sebagai As Syaikh yang dipercaya, Allahu A`lam.” Berkata dia: tidak pernah sama sekali dikalangan kami di Baitul Maqdis ini diamalkan sholat Ar Raghaaib, yaitu sholat yang dilaksanakan di bulan Rajab dan Sya`ban. Inilah bid`ah yang pertama kali muncul di sisi kami pada tahun 448 H, dimana ketika itu datang ke tempat kami di Baitil Maqdis seorang laki laki dari Naabilis dikenal dengan nama Ibnu Abil Hamraa`, suaranya sangat bagus sekali dalam membaca Al Quran, pada malam pertengahan (malam keenam belas) di bulan Sya`ban dia mendirikan sholat di Al Masjidil Aqsha dan sholat di belakangnya satu orang, lalu bergabung dengan orang ketiga dan keempat, tidaklah dia menamatkan bacaan Al Quran kecuali telah sholat bersamanya jama`ah yang banyak sekali, kemudian pada tahun selanjutnya, banyak sekali manusia sholat bersamanya, setelah itu menyebarlah di sekitar Al Masjidil Aqsha sholat tersebut, terus menyebar dan masuk ke rumah rumah manusia lainnya, kemudian tetaplah pada zaman itu diamalkan sholat tersebut yang seolah olah sudah menjadi satu sunnah di kalangan masyarakat sampai pada hari kita ini. Dikatakan kepada laki laki yang pertama kali mengada-adakan sholat itu setelah dia meninggalkannya, sesungguhnya kami melihat kamu mendirikan sholat ini dengan jama`ah. Dia menjawab dengan mudah : “Saya akan minta ampun kepada Allah Ta`ala.”
Kemudian berkata Abu Syaamah : “Adapun sholat Rajab, tidak muncul di sisi kami di Baitul Maqdis kecuali setelah tahun 480 H, kami tidak pernah melihat dan mendengarnya sebelum ini.” (Al Baa`itsu : hal. 32-33).
Fatwa Ibnu As Sholaah tentang sholat Ar Raghaaib, Malam Nishfu Sya`ban
3. Sholat Al Alfiah.
Sesungguhnya As Syaikh Taqiyuddin Ibnu As Sholaah rahimahullah Ta`ala pernah dimintai fatwa tentang hal ini, lalu beliau menjawab :
“Adapun tentang sholat yang dikenal dengan sholat Ar Raghaaib adalah bid`ah, hadits yang diriwayatkan tentangnya adalah palsu, dan tidaklah sholat ini dikenal kecuali setelah tahun 400 H, tidak ada keutamaan malamnya dari malam malam yang lainnya. Lihat Hadist hadist ini dalam kitab yang disebutkan di atas hal. 100-101, dan hal. 439-440.
Diterjemahkan dari kitab Al Fawaaid Al Majmu`ah, Al Ahadiits Al Maudhu`ah, karya Syaikhul Islam Muhammad Bin `Ali As Syaukaniy (Wafat : 1250 H)
Sumber : http://thullabul-ilmiy.or.id/


الحمـــــد لله الذي بنعمته تتم الصالحـــــــات



DOWLOAD FILE
بسم الله الرحمن الرحيم

Nasehat tentang bid'ah di bulan Rajab
(نصيحة عن بدع شهر رجب )

Penterjemah
Eko Haryanto Abu Ziyad
Editor
Zulfi Askar
Diskripsi Singkat
Berbicara tentang bidah-bidah yang diada-adakan oleh sebagian kaum muslimin dibulan rajab, seperti shalat raghaib, shalat ummu dawud, memperbanya ziyarah kubur dan lain sebagainya yang semua itu tidak ada contohnya dari Rasulullah S.a.w


Segala puji bagi Allah I, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad r, keluarga dan sahabatnya.
Kepada semua saudara-saudari kami kaum muslimin dimana saja anda berada. Adapun sesudah itu, sesungguhnya Allah I telah menentukan syari'at dan menentukan batasan-batasan hokum-Nya. Memerintahkan kita mengikuti syari'at-Nya dan menjauhi bid'ah dalam agama. Maka perintah hanya bersumber dari Allah I, taat kepada-Nya, dan mengikuti Rasul-Nya r. Apabila telah datang perintah Allah I dan Rasulnya, maka kita tidak punya pilihan lain. Firman Allah I:
وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا {36}
Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab:36)
Tidak diragukan lagi bahwa bulan Rajab mempunyai kedudukan tersendiri di sisi Allah I. Ia adalah salah satu bulan yang dihormati dan dimuliakan (bulan haram), Allah I memuliakannya di dalam kitab-Nya dan Dia I melarang manusia berbuat zalim di bulan itu. Akan tetapi hal ini tidak berarti boleh mengkhususkannya dengan ibadah tertentu, karena tidak diriwayatkan dari Nabi r sedikit pun tentang hal itu. Dan sesungguhnya para ulama telah menetapkan bahwa menentukan ibadah tertentu yang tidak ditentukan oleh syari'at hukumnya tidak boleh, karena sesungguhnya tidak ada kelebihan bagi suatu waktu atas waktu yang lain, kecuali kelebihan yang telah ditentukan oleh syari'at.
Segala ibadah adalah tauqifiyah (berdasarkan nash dan dalil), tidak boleh melakukan sesuatu ibadah kecuali terdapat dalil dari al-Qur`an atau sunnah yang shahih. Tidak ada hadits yang shahih dari Rasulullah r dalam menentukan bulan Rajab dengan ibadah tertentu, seperti yang ditegaskan oleh para ulama.
Dan di antara bid'ah yang dilakukan oleh sebagian orang dibulan rajab ini adalah: shalat raghaib, shalat ummu Daud di pertengahan Rajab, bersedekah untuk arwah orang-orang telah meninggal dunia di bulan Rajab, doa-doa yang dibaca di bulan Rajab secara khusus, semuanya adalah bid'ah, menentukan ziarah kubur di bulan Rajab, padahal ziarah kubur untuk mengambil pelajaran dianjurkan sepanjang waktu dalam setahun. Dan sesungguhnya kami menyaksikan sebagian golongan Islam menentukan ziarah kubur Nabi r, Baqi', para syuhada Badar, syuhada Uhud, dengan berziarah di bulan Rajab. Ia termasuk bid'ah yang tercela. Bahkan sebagian mereka melakukan tindakan ghuluw (berlebihan) terhadap kubur-kubur itu, sehingga terjerumus dalam syirik yang nyata. Semoga Allah I melindungi kita.
Di antara bid'ah adalah peringatan malam dua puluh tujuh Rajab yang disangka sebagian mereka bahwa ia adalah malam Isra` dan Mi'raj. Semua itu adalah bid'ah yang tidak dibolehkan, tidak ada dasarnya di dalam syari'at. Para ulama ahli tahqiq telah memperingatkan tentang hal itu. Malam Isra` dan Mi'raj tidak diketahui kepastian tanggalnya. Dan sandainya diketahui dengan jelas tanggal terjadinya, tetap tidak boleh bagi kita memperingatinya, dan tidak boleh pula menentukannya dengan sesuatu yang disyari'atkan oleh Allah I dan Rasul-Nya r. Para khilafah rasyidah tidak pernah memperingatinya, dan tidak pula para sahabat lainnya. Jika hal itu disunnahkan, niscaya mereka lebih dulu mendahului kita.
Semua kebaikan adalah dalam mengikuti mereka dan berjalan di atas manhaj mereka, sebagaimana firman Allah I:
وَالسَّابِقُونَ اْلأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا {100}
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.. (QS. At-Taubah:100)
Dan disebutkan dalam hadits shahih dari Rasulullah r bahwasanya beliau bersabda:
من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
"Barang siapa yang menciptakan dalam perkara kami yang bukan darinya, maka ia ditolak." Muttafaqun 'alaih.

Wahai kaum muslimin, sesungguhnya agama ini mudah dan tidak ada seseorang yang memperketat agama kecuali agama itu akan mengalahkannya. Dan sesungguhnya bid'a-bid'ah yang dianjurkan oleh sebagian manusia ini termasuk beban berat yang telah diangkat Allah I dari umat ini. Kenapa manusia mengerjakan yang susah dan meninggalkan yang diperintahkan dan mudah dikerjakan? Kenapa meninggalkan yang disukai Allah I, Dan mengerjakan yang dimurkai oleh Allah I?
Sesungguhnya kehidupan yang dijalani kaum muslimin pada saat ini dari sifat lemah dan dikuasai musuh adalah merupakan salah satu siksaan yang diturunkan Allah I kepada orang yang sibuk dengan bid'ah dan perkara-perkara yang dimurkai Allah I. Atau meninggalkan perbuatan wajib atau yang dicintai oleh Allah I.
Ya Allah, perlihatkan kebenaran kepada kami menjadi kebenaran, dan berilah kami rizqi untuk mengikutinya. Dan perlihatkanlah kebatilan kepada kami sebagai kebatilan dan mudahkanlah kami meninggalkannya.
Ya Allah, tolonglah agama-Mu, kitab-Mu, sunnah nabi-Mu, dan hamba-hamba-Mu yang shalih. amin.

Haiatul amri bil ma'ruf wan nahyi 'anil mungkar di Madinah al-Munawwarah.

Sumber ; http://www.islamhouse.com/



الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
بسم الله الرحمن الرحيم

Tidak Ada Ibadah Khusus di Bulan Rajab


Oleh Al Ustadz Jafar Salih


Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram (suci) di dalam Islam. Disebut dengan bulan haram karena pada bulan-bulan ini kita dilarang berperang, selain juga melakukan kedzaliman padanya lebih terlarang isbanding dengan bulan-bulan yang lainnya. Tentang hal ini Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman;
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu” (QS. At-Taubah:36)
Dan dalam hadits Abu Bakrah Radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda; “Sesungguhnya zaman telah berputar seperti hari ketika Allah menciptakan langit dan bumi, satu tahun dua belas bulan, diantaranya empat bulan haram (suci), tiga berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, (yaitu) bulan antara Jumadil (‘Ula dan Tsaniyah) dengan Sya’ban” Muttafaqun ‘alaihi.
Inilah keutamaan bulan-bulan haram dari selainnya. Dan untuk bulan Rajab, tidak diketahui satu pun dalil yang menunjukkan keutamaan lain selain dari yang disebutkan. Karena itu tidak satu pun hadits shahih yang menerangkan tentang keistimewaan bulan ini, tidak mengistimewakannya dengan melakukan puasa pada keseluruhannya atau pada sebagian hari-harinya, dan tidak pula dengan melakukan shalat malam serta ibadah-ibadah khusus lainnya. Bahkan seluruh hadits-hadits yang menerangkan keistimewaan bulan ini adalah lemah dan kebanyakannya adalah dusta dan palsu. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar Al Atsqalani Rahimahullah dalam Tabyin Al Ajab bima Warada fi Syahri Rajab, “Tidak satu pun hadits yang menerangkan tentang keutamaan bulan Rajab adalah benar (shahih), tidak tentang keutamaan berpuasa seluruhnya dan tidak pula sebagiannya, atau shalat pada malam-malam tertentu padanya. Dan Al Imam Abu Ismail Al Harawi Al Hafidz sudah pernah mengatakan hal ini sebelum saya, kami meriwayatkan hal ini darinya dengan sanad yang shahih, begitu pula dari selain beliau…”
Dan banyak lagi nukilan dari para imam yang menegaskan hal ini. Seperti Al Imam Abdullah bin Muhammad Al Anshari Rahimahullah, ia berkata, “Tidak satu pun hadits dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang keutamaan bulan Rajab dan berpuasa padanya yang shahih” Ada’u ma Wajab (hal 56) karya Al Hafidz Ibnu Dahyah Rahimahullah. Juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah dalam Majmu’ Fatawa (25/290-291) dan Asy-Syaikh Aba Buthain Rahimahullah dalam Durarus Sanniyyah (5/361).

Di sisi banyaknya nukilan dari para imam tersebut, tragisnya masih saja ada dari ummat islam yang mengistimewakan bulan ini dengan melakukan ibadah-ibadah yang tidak ada asal-usulnya di dalam syari’at yang suci, seperti mengistimewakannya dengan berpuasa, apakah di awalnya atau keseluruhannya. Dan umumnya ummat islam di tanah air mengistimewakan bulan ini dengan membaca dzikir-dzikir khusus seperti “Istighfar bulan Rajab” yang dibaca setiap pagi dan petang sebanyak 70 kali, sambil mengangkat tangan membaca;
اللَّهمَّ اغْفِر لِي وارْحمَنِي وَتُبْ عَلَيَّ
“Allahummaghfirlii warhamnii watub ‘alayya”
Artinya; “Ya Allah, ampunilah aku, dan kasihilah aku serta terimalah taubatku”.
Biasanya dzikir ini dibaca setelah imam salam dari shalat wajib dan diikuti oleh pada jamaah dengan serempak. Dan masih banyak lagi amalan-amalan serupa di bulan Rajab yang tidak ada asal usulnya di dalam syari’at ini. Dan semua ini merupakan ajaran baru yang tidak dikenal oleh generasi shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in, padahal mereka lah generasi terbaik ummat ini, seperti yang terdapat dalam hadits,
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

“Sebaik-baik manusia adalah kurunku kemudian yang setelahnya, kemudian yang setelahnya” Muttafaqun ‘Alaihi dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ’anhu.
Maka masih adakah kedzaliman yang lebih besar dari mencampakkan hukum Allah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan mengambil hukum manusia?!
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih”. (QS. Asy-Syuura: 21)
Apalagi ada riwayat dari salaf bahwa dahulu mereka mengingkari perbuatan orang-orang yang mengistimewakan bulan ini dengan berpuasa, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah Rahimahullah dengan sanad yang shahih dari Kharsyah bin Al Hurr, ia berkata; “Saya menyaksikan Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu memukuli tangan orang-orang di bulan Rajab, sampai mereka meletakkan tangan-tangan mereka di piring-piring makannya (melarang mereka berpuasa –penerj), dan Umar Radhiallahu’anhu berkata; “Makanlah kalian, bulan ini adalah bulan yang dahulu dimuliakan orang-orang jahiliyah”. Ada’u ma Wajab (hal 57 dan 63)

Juga ketika Abu Bakr Radhiyallahu ’anhu menemui keluarganya dan melihat mereka membeli cangkir-cangkir minum, dan bersiap-siap untuk puasa, ia berkata, “Apa ini!” Mereka menjawab, “Rajab”. Abu Bakr Radhiyallahu ’anhu berkata, “Apa kalian ingin menyerupakannya dengan Ramadhan? Lalu ia memecahkan cangkir-cangkir tersebut” Majmu’ Fatawa (25/290-291)
Maka wajib bagi kita untuk kembali kepada syari’at Allah Subhanahu Wa Ta’aala dalam segala hal, dan meninggalkan syari’at-syari’ at buatan dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala sebelum yang lainnya. Wallahu A’lam bis Shawaab.
Sumber :Majalah As-Salaam edisi 2
URL Sumber: www.ahlussunnah-jakarta.com
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات

5/28/08

Jagalah Lisanmu !

بسم الله الرحمن الرحيم
الــــسـلام عليكم و رحمة الله و بركاتــــه

الحمد لله على كل حال و الصلاة و السلام على رسولنا محمد


Berikut petuah & nasehat serta astyar para salafus sholeh tentang pentingnya menjaga lisan .............




Telah bersabda Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa-sallam:

اِذَا قَلَّ الْعِلْمُ ظَهَرَ الْجَفَا وَاِذَا قَلَّتِ اْلآثَارُ كَثُرَتِ اْلاَهْوَاءُ وَلِهَذَا تَجِدُ قَوْمًا كَثِيْرِيْنَ يُحِبُّوْنَ قَوْمًا وَيَبْغَضُوْنَ قَوْمًا لاَجْلِ اَهْوَاءٍ لاَيَعْرِفُوْنَ مَعْنَاهَا وَلاَ دَلِيْلَهَابَلْ يُوَالُوْنَ عَلَى اِطْلاَقِهَا اَوْ يُعَادُوْنَ مِنْ غَيْرِ اَنْ تَكُوْنَ مَنْقُوْلَةً نَقْلاً صَحِيْحًا عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَسَلَّمَ وَسَلَفِ مِنْ غَيْرِ اَنْ يَكُوْنُوْا هُمْ يَعْقِلُوْنَ مَعْنَاهَا وَلاَ يَعْرِفُوْنَ لاَزِمَهَا وَمَقْتَضَاهَا. رواه مالك


"Apabila (seseorang) kurang berilmu akan (mudah) menimbulkan perasaan benci dan tuduhan salah (kepada orang lain). Dan jika pengetahuan tentang athar (hadith dan perbuatan sahabat) hanya sedikit, akan ramai yang mengikut hawa nafsu. Berasal dari yang demikian itu, akan engkau temui suatu kaum (kumpulan) yang ramai mencintai (menyebelahi) kaum (kumpulan) yang lain hanya atas dasar hawa nafsu (bukan atas dasar kebenaran al-Quran atau al-Hadith) kerana tidak mengetahui (ilmu)nya dan dalilnya. Sedangkan mereka mendukung atau memusuhi (satu kumpulan) tanpa mengikut (landasan) hadith yang sahih dari Nabi dan dari Salaf ummah ini, mereka tidak mengetahui makna (al-Quran dan al-Hadith) dan tidak mengetahui apa yang dikehendaki (oleh hadith) tersebut dan tidak tahu untuk mempraktikkannya". H/R Imam Malik.


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِيَّاكُمْ وَالظَّنِّ فَاِنَّ الظَّنَّ اَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ تَحَسَّسُوْا وَلاَ تَنَافَسُوْا وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَ تَبَاغَضُوْا وَلاَ تَدَابِرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا

"Dari Abi Hurairah berkata: Bersabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam: Aku peringatkan kamu dari prasangka sesungguhnya prasangka itu adalah bisikan yang paling bohong. Dan janganlah kamu mencari-cari rahasia (kelemahan, ke’aiban dan keburukan saudaranya), janganlah berpresangka (yang bukan-bukan), janganlah kamu melakukan pertengkaran, jangan berhasad (dengki), jangan saling membenci , janganlah membelakangkan (saudaramu seagama). Dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara". H/R al-Bukhari.

عَنْ حَارِثَةِ بْنِ النُّعْمَان قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلاَثٌ لاَزِمٌ ِلاُمَّتِى : اَلطِّيَرَةُ وَالْحَسَدُ وَسُوْءُ الظَّنِّ. فَقَالَ : وَمَا يُذْهِبُهُنَّ يَارَسُوْلَ اللهِ مِمَّنْ هُنَّ فِيْهِ ؟ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِذَا حَسَدَ فَاسْتَغْفِرِ اللهَ وَاِذَا ظَنَنْتَ فَلاَ تُحَقِّقْ وَاِذَا تَطَيَّرْتَ فَامْضِ
"Dari Haritha bin an-Nukman berkata: Bersabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam: Tiga perkara yang sentiasa ada pada umatku: Kepercayaan dengan ramalan sial. Hasad/ dengki. Prasangka buruk . Beliau bertanya: Apakah yang dapat menghilangkan dari itu (semua) wahai Rasulullah bagi orang yang telah ada pada dirinya perkara-perkara tersebut? Baginda bersabda: Apabila berhasad dengki mintalah ampun, apabila berprasangka buruk janganlah diteruskan dan apabila mempercayai tataiyur( ramalan sial ) hendaklah dihapuskan". H/R at-Tabrani.
عَنْ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ : وَلاَ تَظُنُّ بِكَلِمَةٍ خَرَجَتْ مِنْ اَخِيْكَ الْمُؤْمِنِ اِلاَّ خَيْرًا.

"Dari Umar bin Al-Khatab beliau berkata: Janganlah kamu berprasangka (buruk) dengan kalimat yang keluar dari (mulut) saudara kamu yang mukmin kecuali yang baik". Lihat Tafsir Ibn Kathir, jld. 4, m/s 271.

Imam Sa’id al-Musayyib rahimahullahu berkata :

ليس من عالم ولا شريف ولا ذوفضل إلا وفيه عيب ولكن من الناس من لاينبغي أن تذكر عيوبه زمن كان فضله أكثر من نقصه ذهب نقصه لفضله.

“Tidak ada seorang alim pun, ataupun seorang yang mulia dan memiliki keutamaan, melainkan ia pasti memiliki cela. Akan tetapi ada sebagian manusia yang tidaklah sepatutnya mereka menyebutkan cela-cela para ulama ini. Barangsiapa yang keutamaannya lebih banyak dariada kekurangannya, niscaya hilanglah kekurangannya karena banyaknya keutamaannya.”
[ Disebutkan oleh Imam Ibnu Abdil Barr di dalam at-Tamhid (III/283); melalui perantaraan Aqwaal wa Fatawa (op.cit.) hal. 9.]

قال الإمام أبو حاتم بن حبان البستي في كتابه روضة العقلاء ونزهة الفضلاء (ص:45): " الواجب على العاقل أن يلزم الصمت إلى أن يلزمه التكلم، فما أكثر من ندم إذا نطق، وأقل من يندم إذا سكت، وأطول الناس شقاءً وأعظمهم بلاءً من ابتلي بلسان مطلق، وفؤاد مطبق ".

Imam Abu Hatim bin Hibbaan Al Busty berkata dalam kitabnya Raudhatul 'uqalaa' halaman (45): Suatu hal yang wajib dilakukan oleh orang yang memiliki akal sehat bahwa ia selalu diam sampai datang waktunya untuk berbicara, betapa banyaknya orang yang menyesal setelah ia berbicara, dan sedikit orang yang menyesal apabila ia diam, orang yang paling panjang penderitaanya dan paling besar cobaanya adalah orang yang memiliki lidah yang lancang dan hati yang terkatup.

"، ونقل عن بعضهم أنه قال: " لو كنتم تشترون الكاغد للحفظة لسكتم عن كثير من الكلام ".

Dinukil dari sebagian ulama: jikalau seandainya kalian yang membelikan kertas untuk malaikat yang mencatat amalan, sesungguhnya kalian akan memilih lebih banyak diam dari pada banyak bicara.

وقال أيضاً (ص:47): " الواجب على العاقل أن يُنصف أذنيه من فيه، ويعلم أنه إنما جُعلت له أذنان وفم واحدٌ ليسمع أكثر مما يقول؛ لأنه إذا قال ربما ندم، وإن لم يقل لم يندم، وهو على رد ما لم يقل أقدر منه على رد ما قال، والكلمة إذا تكلم بها ملكته، وإن لم يتكلم بها ملكها ".

Dan ia (Ibnu Hibbbaan) berkata lagi dalam kitabnya tersebut, halaman (47): ?Suatu hal yang wajib dilakukan oleh orang yang memiliki akal sehat bahwa ia lebih banyak mempergunakan telinganya dari pada mulutnya, untuk ia ketahui kenapa dijadikan untuknya dua buah telinga satu buah mulut, supaya ia lebih banyak mendengar dari pada berbicara, karena apabila berbicara ia akan menyesalinya, tapi bila ia diam ia tidak akan menyesal, sebab menarik apa yang belum diucapkannya lebih mudah dari pada menarik perkataan yang telah diucapkannya, perkataan yang telah diucapkannya akan mengikutinya selalu, sedangkan perkataan yang belum diucapkannya ia mampu mengendalikannya.

وقال أيضاً (ص:49): " لسان العاقل يكون وراء قلبه، فإذا أراد القول رجع إلى القلب، فإن كان له قال: وإلا فلا، والجاهل قلبه في طرف لسانه، ما أتى على لسانه تكلم به، وما عقل دينه من لم يحفظ لسانه ".

Imam Ibnu Hibbaan berkata lagi masih dalam kitabnya tersebut, halaman (49): Orang yang berakal sehat lidahnya dibelakang hatinya, apabila ia ingin berbicara, ia kembalikan kepada hatinya, jika hal itu baik untuknya baru ia bicara, jikalau tidak maka ia tidak bicara, orang yang dungu (tolol) hatinya dipenghujung lidahnya, apa saja yang lewat diatas lidahnya ia ucapkan, tidaklah paham tentang agama orang yang tidak bisa menjaga lidahnya.

، قال الحافظ ابن رجب في شرحه من كتابه جامع العلوم والحكم [2/147]فمن زرع خيراً من قول أو عمل حصد الكرامة، ومن زرع شراً من قول أو عمل حصد غدا الندامة ".

Al Hafiz Ibnu Rajab mensyarahkan hadits tersebut dalam kitabnya Jami'ul 'Ulum wal Hikam (2/147): barangsiapa yang menabur kebaikan baik berupa perkataan ataupun perbuatan ia akan menuai kemulian, sebaliknya barangsiapa yang menabur kejelekkan baik berupa perkataan ataupun perbuatan ia akan menuai penyesalan.

ونقل [2/149] عن يونس بن عبيد أنه قال: " ما رأيت أحداً لسانه منه على بال إلا رأيت ذلك صلاحاً في سائر عمله "،

Kemudian Ibnu Rajab menukil sebuah perkataan dari Yunus bin Ubaid, sesungguhnya ia berkata: Tidak seorangpun yang aku lihat yang lidahnya selalu dalam ingatannya, melainkan hal tersebut berpengaruh baik terhadap seluruh aktivitasnya.

وعن يحيى بن أبي كثير أنه قال: " ما صلح منطقُ رجل إلا عرفت ذلك? في سائر عمله، ولا فسد منطق رجل قط إلا عرفت ذلك في سائر عمله ".

Diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsrir, bahwa ia berkata: tidak aku temui seorangpun yang ucapannya baik melainkan hal tersebut terbukti dalam segala aktivitasnya, dan tidak seorangpun yang ucapannya jelek melainkan terbukti pula hal tersebut dalam segala aktivitasnya.

قال الحافظ المنذري في الترغيب والترهيب [1/65] تعليقاً على حديث " إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من إحدى ثلاث ... " الحديث، قال: " وناسخ العلم النافع له أجره وأجر من قرأه أو نسخه أو عمل به من بعده ما بقي خطه والعمل به؛ لهذا الحديث وأمثاله، وناسخ غير النافع مما يوجب الإثم، عليه وزره ووزر من قرأه أو نسخه أو عمل به من بعده ما بقي خطه والعمل به؛ لما تقدم من الأحاديث { من سن سنة حسنة أو سيئة }، والله اعلم ".

Berkata Al Hafiz Ibnu Munzir dalam kitabnya Attarghib wa Attarhiib (1/65) dalam mengomentari hadits:
((إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ إِحْدَى ثَلاَثَ ....)).
Apabila anak adam meninggal maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga hal
Ia (Ibnu Munzir) berkata : Orang yang mencatat ilmu yang berguna baginya pahala dan pahala orang yang membacanya atau orang menyalinnya atau beramal dengannya sesudahnya selama tulisan tersebut dan beramal dengannya masih tetap ada, sebaliknya orang yang menulis hal yang tidak bermanfaat adalah diantara sesuatu yang mewajibkan dosa, baginya dosanya dan dosa orang yang membacanya atau menyalinnya atau beramal dengannya sesudahnya selama tulisan tersebut dan beramal dengannya masih tetap ada, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits-hdits yang telah berlalu diantaranya hadits:
((مَنْ سَنَّ سُنَةً حَسَنَةً أَوْ سَيِّئَةً )).
Barangsiapa yang membuat sunnah yang baik atau yang jelek, hanya Allah yang maha tahu

وقال أمير المؤمنين عمر بن الخطاب رضي الله عنه: " ولا تظنن بكلمة خرجت من أخيك المؤمن إلا خيراً، وأنت تجد لها في الخير محملا " ذكره ابن كثير في تفسير آية سورة الحجرات.

Berkata Amirul Mukminiin Umar bin Khatab: Janganlah kamu menyangka terhadap sebuah perkataan yang keluar dari mulut saudaramu yang beriman kecuali terhadap hal yang baik, saat engkau dapat untuk membawanya kearah yang baik. (disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam mentafsirkan surat Alhujurat).


كن على حذر من الكريم اذا أهنته , و من العاقل اذا أحرجته , و من اللئيم اذا أكرمته ,"و من الاحمق اذا مازحته " و من الفاجر اذا عاشرته ," اني ذقت الطيبات كلها فلم أجد أطيب من العافية , , و نقلت الحديد و الصخر فلم أجد اثقل من الدين " اعلم أن الدهر يومان : يوم لك و يوم عليك فان كان لك فلا تبطر , و ان كان عليك فاصبر فكلاهما سينحسر

Berhati-hatilah kamu dari orang yang mulia dan terhormat jika kamu menghinakannya , dan dari orang yang pandai jika kamu padang sebalah mata, dan dari orang yang hina jika kamu memuliakannya, dan dari orang yang fajir ( suka bermaksiyat ) jika kamu mempergaulinya, , sesungguhnya aku telah merasakan kebaikan semuanya dan tidak lah aku dapati hal yang lebih baik kecuali al aafiyah ( sehat dan selamat ), dan aku sudah pernah mengangkat besi dan batu karang dan tidaklah aku dapati yang paling berat kecuali beratnya hutang, " ketahuilah sesungguhnya masa ( waktu ) itu hanya ada dua hari, hari kebahagian bagimu dan hari kesedihan ( cobaan ) untukkmu , maka jika hari itu kamu bahagia janganlah kamu sombong ( lupa ) adapun jika hari itu adalah hari kesedihan bagimu maka bersabarlah , karena kedua hari itu pasti akan berlalu & di perhitungkan.

قال جعفر بن محمد : من كان فيه ثلاث فقد وجب له على الناس أربع : اذا خالطهم لم يظلمهم , و اذا حدثهم لم يكذبهم , و اذا وعدهم لم يخلفهم .و على الناس أن يظهروا عدله , و أن تكمل فيهم وروءته , وأن يجب عليهم أخوته , وأن يحرم عليهم غيبه

Berkata ja'far bin muhammad : barang siapa memiliki tiga perangai maka manusia wajib memenuhi baginya empat perkara, pertama jika bergaul dengan mereka jangan mendholiminya kedua jika berbicara dengan mereka jangan berdusta, ketiga jika berjanji jangan pernah mengingkarinya, maka manusia akan harus memberikan empat hal ,pertama hendaknya bagi manusia menampakkan keadilan, kedua hendaknya menyempurnakan akhlaq perangai yang baik, dan ketiga hendaknya menjadikanya saudara, dan keempat hendaknya menutupi aib dan keburukanya.

لما قدم حاتم الأصم الى الامام أحمد قال له الامام : أخبرني كيف السلامة من الناس ؟ قال حاتم : بثلاثة اشياء : تعطيهم من مالك و لا تأخذ من مالهم , و تقضي لهم حقوقهم و لا تطالب بحقوقك , و تصبر على أذاهم و لا تؤذيهم .

Tatkala hatim al asom datang kepada imam ahmad , berkata imam ahmad kepadanya: beritahukan kepadaku gimana cara bisa selamat dari manusia ? maka berkata hatim : dengan tiga perkara. Satu : kamu berkan harta kamu dan jangan ambil harta mereka, kedua: kamu tunaikan hak-hak mereka namun jangan kau minta dari mereka hak-hak kamu, dan ketiga : kamu bersabar atas ganguan mereka dan jangan ganggu mereka.


كان فتى من طي يجلس الى الأحنف و كان يعجبه فقال له: يا فتى هل تزين نفسك بشيء ؟ قال : نعم , اذا حدثت صدقت و اذا حدثت استمعت , و اذا عاهدت و فيت , و اذا وعدت أنجزت , واذا أؤتمنت لم أخن . فقال الآحناف هذة المروءة حقا .

Ada seorang pemuda dari thoi duduk di dekat al ahnaf , dan ahnaf sangat kagum kepada pemuda itu , dan beliau bertanya: apakah engkau menhiasai dirimu dengan sesuatu ? maka pemuda itu menjawab : iya , perhiasaanya adalah: jika aku berkata berkata dengan benar, jika aku diajak bicara aku mendengarkannya, dan jika aku berjanji setia aku menepatinya, dan jika aku diberi janji aku menunaikannya, jika aku diserahi amanat aku tidak pernah menghianatinya, maka ahnaf berkata: sungguh ini adalah sifat-sifat yang baik.

اجتمــــع قــس بـــن ســاعــدة و أكثـــم بـــن صيـــفـــي فــقـــال أحــدهــمــا لصــاحبــه : كــــم و جــدتَ فــي ابــن آدم مــن العيـــوب ؟ قــال : هــي أكثـــر مــن أن تحـــصـــى , و قــد وجــدتُ خصــلــة اذا اســتعــملــها الانســـان ستـــرت عيـــوبـــه. قــال : ومــا هــي ؟ قــال : حفــــط اللــســــــان

qoos bin sa'adah berkumpul bersama aksam bin shoifii, maka berkata salah satu dari keduannya kepada temannya : berapa banyak engkau dapati pada manusia kesalahan & aib ? maka dia menjawab : dia banyak sekali dan tidak dapat kamu hitung , akan tetapi aku dapati satu perangai , jika manusia mengunakanya maka akan menutupi semua aibnya . apa itu : jawabnay : jagalah lisan ?


قِيلَ لِلْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ إنَّ فُلَانًا اغْتَابَك فَبَعَثَ إلَيْهِ طَبَقَ حَلْوَى وَقَالَ بَلَغَنِي أَنَّك أَهْدَيْت إلَيَّ حَسَنَاتِك فَكَافَأْتُك

Suatu hari Hasan Al Bashri mendapatkan berita bahwa seseorang telah menggunjingnya (ghibah). Maka Hasan Al Bashri mendatangi orang tersebut dengan membawa sepiring kue manis, lalu berkata kepadanya: "Saya mendengar bahwa Anda telah menghadiahkan kepada saya pahala Anda, maka hari ini saya ingin membalas kebaikan Anda"


سئل الشافعي رحمه الله عن مسألة.فقيل له: ألا تجيب رحمك الله!فقال: حتى أدري الفضل في سكوتي أو في جوابي.

Imam Syafi'I pernah ditanya: "Mengapa engkau tidak menjawab pertanyaan?"Beliau menjawab: "Agar aku dapat memahami mana yang lebih utama, diam atau menjawab pertanyaan"


مر ابراهيم بن أدهم برجل يتحدث بما لا يغنيه , فوقف عليه فقال : كلامك عهذا ترجو به الثواب ؟ قال لا . قال : أفتأمن عليه العذاب ؟ قال : لا .قال: فما تصنع بكلام لا ترجو عليه ثوابا ,و تخاف منه عقاب! عليك بذكر الله تعالى

ibrahim bin adhim melewati seorang laki-laki yang sedang berbicara yang tak ada gunanya, maka belaiu berhenti dan bertanya : apakah kamu mengira akan mendapatkan pahala dengan ucapanmu itu ? maka orang ini menjawab : tidak, beloau bertanya lagi : apakah kamu akan merasa aman dari siksaan akibat ucapanmu tadi ? dia menjawab ; tidak , maka kenapa kamu berkata dan berbicara yang tidak mendapat pahala dan dan belum tentu selamat dari dosa , maka hendaklah kamu berdzikir kepada Allah


عن طاهر الزهري قـــال : كان رجل يجلس الى أبي يوسف فيطيـــل الصمـــت , فقـــال لـــه أبو يــوسف :ألا تتـــكلــم ؟ قــال بلى ! متــــى يفطر الصـــائم , فقــال : اذا غـــابت الشمـــس . قــال : فان لـــم تغـــب الى نصـــف الليــــل ؟ فضحــــك أبــو يــوسف و قــال : أصبـــت فــي صمتـــك , و أخطـــأت أنا فــي استـــدعــائـــى لنطــقـــك

dari thahir az zuhrii dia berkata : ada seorang laki-laki duduk di samping abu yusuf, dan orang ini diam terus, maka bertanya abu yusuf : kenapa kamu ngak berbicara, orang ini menjawab : " tentu aku bicara, kapan waktunya berbuka puasa ? maka abu yusuf menjawab : jika tengelam matahari, laki-laki ini bertanya : jika sampai pertengahan malam tidak tenggelam ? , maka tertawalah abu yusuf sambil berkata : kamu benar dalam diammu , dan aku salah telah menyuruh kamu berbicara.


كتب رجل لحكيم يقول : لم تبخل على الناس بالكلام ؟ فقال ان الخالق سبحانه قد خلق لك أذنين و لســــان واحــد لتسمــع أكثـــر ممـــا تقــول , لا لتقول أكثـــر ممـــا تسمـــع

Seorang laki-laki menulis surat kepada seorang hakim, dia berkata : janganlah kamu pelit untuk berbicara kepada manusia, maka dijawab : " sesunggunya al khaliq subhanah telah menciptakan bagimu dua telinga dan satu lisan, untuk mendengarkan apa-apa yang lebih banyak dari perkataanmu, bukan untuk lebih banyak berkata dari apa yang kamu dengar.

مــن راقـب النــاس لـم يظفـر بحـاجتـه و فـاز بالطيــبات الــفاتـــك اللهـج

barang siapa suka memperdulikan prilaku orang lain ia akan gagal meraih bahagia sedang orang yang gagah berani akan berhasil meraih kebaikan


احـــرص علــى جمــع الفضائل و اجتهد و اهجر ملامة من تشفى او حسدو اعلم بان العمر موسم طاعة قبلت و بعد الموت ينقطع الحسد

Berusahalah selalu menghimpun keutamaan dan bersungguh-sungguhlah Abaikan dan biarkan celaan pencaci maki dan sipendengki ketahuilah bahwa umur itu adalah saat-saat kebaikan diterima dan setelah kematiaan kedengkian itu terputus dengan sendirinya



لســـان العـــــاعل مــن وراء قلبــــــه , فــاذا أراد الكــــــلام تفـــكــــر فــان لـــه قــال, و ان كان عليـــــه سكــــت . و قلــــب الأحمــــق مــن وراء لســــانـــه فاذا أراد أن يقــول قــال, فان كان لـــه سكـــت , وان كان علـــه قــال

"lisannya orangyang berakal di balik hatinya, jika dia ingin berbicara berpikir, jika cocok dan sesui dengan nuraninya dia berkata, namun jika bertentangan dengan hatinya dia diam , adapun hatinya orang jahil dan bego aada di balik lisannya, jika dia ingin berkata langsung saja berkata ( tanpa berfikir ), jika sesui hati di balik lisanya dia berkata jika bertentangan dengangya juga tetap berkata


يخـاطبني السفـيه بكل قبـح فـأكـره أن أكـون لـه مجـيـبـا
يزيد سـفاهة فأزيد حـلمـا كـعـود زاده الاحـراق طـيـبـا

Orang dungu mengajakku berbicara dengan kasar
aku enggan menjawabnya
Dia tambah kedunguannya, aku menambah kelembutan
bak kayu yang dibakar dalam api.

ولقد أمر على السفيه يسبني فمضيت ثمة قلت لا يعنيني
Aku berjumpa dengan orang bodoh yang mencelaku
Kutingalkan dia seraya berkata : " aku tak peduli "

اذا نطق السفيه فلا تجبه فخير من اجابته السكوت
Jika orang bodoh bicara jangan kau timpali
Sebab sebaik-baiknya jawaban baginya adalah diam seribu bahasa

احفظ لسانك أيها الانسان لا يلدغنّك انـه ثعبـان
كم في المقابر من قتيل لسانه كانت تهاب لقاءه الأقران
Jagalah lidahmu wahai manusia,
jangan sampai ia mematukmu karena ia adalah ular.Berapa banyak kuburan yang dipenuhi oleh korban lidah.
Dahulu teman-temannya enggan berjumpa dengannya.

احذر لسانك أن يقول فتبتلى إن البلاء موكل بالمنطق
Jaga lidahmu untuk berujar dari petakaSebab petaka itu bergantung pada ucapan
فالبهت عندكم رخيص سعره حثوا بلا كيل ولا ميزان
Di sisi kalian dusta itu sangat murah harganyaTanpa ditakar dan ditimbang mereka menghamburkannya

قال حاتم :و أغفر عوراء الكريم ادخاره و أعرض عن شتم اللئيم تكرما
hatim berkata :aku ampuni kata-kata buruk orang mulia sebagai simpanan dan aku berpaling dari cemoohan orang yang suka mencela sebagai kemuliaan
احفظ الصوت إن نطقت بليلوالتفت بالنهارقبل الكلام
Jagalah suara bila bertutur di malam hari... Lihat sekeliling sebelum berkata di siang hari

ايـــــــاك أن تضـــــرب بلـــــــســا نـــك عنقــــــك
"berhati-hatilah dengan lisanmu karenanya bisa memengal lehermu"
postingan ini bisa donwload filenya di :
bentuk PDF :
Bentuk MMS WORD :
file-file lainnya bisa buka di :

5/13/08

Rangkaian Amalan Hati

سلسلة أعمال القلوب

Rangkaian Amalan Hati


الحمد لله مصرف القلوب و الأبصار , و أمرنا بالإخلاص له و التوكل عليه و الإنابة إليه و نشكر على جليل نعمه و عظيم آلائه و نسأل الله سبحانه أن يديم علينا المحبة لطاعته و مرضاته و أن يرزقنا الصبر على أقداره و قضائه


Segala puji bagi Allah Dzat yang membolah-balikkan hati dan penglihatan, yang telah memerintahkan kepada kita " ikhlas" dalam beribadah kepadanya, dan bertawakal kepadanya, dan kembali kepadaNya.,kami bersyukur kepadaNya atas limpahan nikmatNya, dan agunngnya kemurahanNya, dan kita memohon kepada Allah yang maha Suci agar selalu menganugerahkan kepada kita Rasa cinta untuk selalu berbuat ketha'atan kepadaNya dan mengapai keridho'anNya, dan semoga Allah selalu menganugerahkan kesabaran dalam menerima segala qodho & qodarNya.

Amalan hati merupakan salah satu perkara-perkara yang wajib, dan termasuk sarana paling agung dalam mendekatkan diri kepada Allah, dan merupakan suatu kewajiban yang dilaksanakan setiap saat oleh semua manusia, sebagaimana pula dia juga termasuk paling agungnya cabang-cabang keimanan, maka jika telah hilang amalan hati maka hilanglah keimanan itu , karena sesungguhnya baiknya semua amalan tergantung baiknya hati, dan sesungguhnya amalan hati merupakan pokok semua amalan sedangkan amalan anggota badan merupakan cabangnya।

Telah berkata: al 'izzi bin abdul salam rahimahullah: " baiknya jasad manusia jika hatinya baik sebagimana pula rusaknya jasad jika hati tersebut rusak & buruk, yang demikian itu sebagiaman sabda Rasulullah salalaahu 'alaihi wasalam:
"الآ و إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلحت الجسد كله و إذا فسدت فسد الجسد كله ألا و هي القلب
Ketahuilah sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging , jika baik daging tersebut maka akan baik pula semua jasadnya, dan jika rusak segumpal daging itu maka rusak pula semua jasadnya , dan dia itu adalah hati " ( HR bukhari dalam kitab al iman hadist ( 52) dan imam Muslim dalam kitab : al masaaqoh hadist no (1599))
Maknanya adalah : jika baik hatinya dengan pengetahuan & ilmu, dan baik semua keadaan dan amalanya maka baik pula jasad nya dengan ketha'atan da ketundukan, dan jika rusak hatinya dengan kejahilan dan jeleknya keadaan & amalannya maka rusak pula semua jasadnya dengan perbuatan fasik & kemaksiyatan (lihat qowaidul ahkam قواعد الأحكام (1/167)).

Berkata al imam ibnu taimiyyah rahimahullahu tentang amalan hati: " dia ( amalan hati ) merupakan usul ( pokok) keimanan dan termasuk kaidah ( pondasi ) agama , seperti cinta kepada Allah dan RasulNya , dan bertawakal kepada Allah , dan meng-ikhlas-kan agama kepadanya, dan bersyukur atas nikmatNya, dan bersabar atas segala ketentuanNya, dan merasa takut kepadaNya , dan berharap akan rahmatNya………. Maka semua amalan ini secara menyeluruh merupakan suatu kewajiban bagi hambaNya dan hal ini telah disepakati oleh para ulama , adapaun keadaan manusia dalam masalah ini ada 3 keadaan : ada yang mendhalimi dirinya sendiri , ada yang pertengahan, dan ada pula yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. ( lihat majmu' fatawaمجموع الفتاوى ( 10/ 5,6 ) di nukil secara ringkas ) .
Beliau melanjutkan " sesungguhnya pokok & usul agama itu berseumber dari perkara-perkata batiniyyah ( amalan hati ) baik dari pengetahuan ( ilmu ) dan amalan , karena sesungguhnya semua pengetahun (ilmu ) yang dhahir tidak akan bermanfaat kecuali dengannya ( pengetahun & amalan hati pent.) sebagimana sabda Rasulullah salalahu alaihi wasalam ( lafadz diatas ) : Ketahuilah sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging , jika baik daging tersebut maka akan baik pula semua jasadnya, dan jika rusak segumpal daging itu maka rusak pula semua jasadnya , dan dia itu adalah hati " ( HR bukhari dalam kitab al iman hadist ( 52) dan imam Muslim dalam kitab : al masaaqoh hadist no (1599))
Dan dari abi hurairah radiyallahu 'anhu : belaiu berkata :
القلب ملك , و الأعضاء جنوده , فإذا طاب الملك طابت جنوده , و إذا خبث الملك خبثت جنوده
Artinya : sesungguhnya hati itu adalah raja sedangkan angota badan itu adalah pasukannya, maka jika baik rajanya maka akan baik semua pasukannya , namun jika rusak Rajanya maka akan rusak pula pasukannya ( lihat :majmu' fatawaمجموع الفتاوى ( 10/15 )

Sebagimana beliau berkata juga :
و جميع هذه الأعمال القلبية فروض على الأعيان باتفاق أهل الإيمان و من تركها فهو إما كافر و إما منافق
dan semua amalan hati tersebut merupakan wajib ain sesui kesepakakatan para ahlul iman ( kaum muslimin ), maka barang siapa meningalkannya , bisa menyebakan kafir atau munafiq ( lihat syarah hadist abi dzar :
يا عبادي إني حرمت الظلم على نفسي " wahai hambaku sesungguhnya aku mengahramkan berbuat dhalim bagiku ( hal 45 ))

Dan Ibnu Qayyim al jauzi ' menjelaskan mengenai amalan hati : " dan amalan hati : seperti al mahabah kepada Allah , tawakkal kepadaNya, inabah (kembali ) kepadaNya, khauf ( takut ) , raja' ( berharap akan rahmat & surganya ), dan ,meng-ikhlas-kan semua agama kepadanya dan bersabar atas semua perintah ataupun larangannya serta semua ketentuannya, dan ridha kepadanya dan denganya, dan berkasih sayang ( wala') karenaNya, dan berlepas diri ( bara' ) karenaNya dan berlindung kepadaNya, merendahkan diri & khudu' kepadaNya, tha'at kepadaNya, thumakninah dengannya, dan selainnya dari amalan-amlan hati yang Allah telah wajibkan itu semua lebih wajib dari pada kewajiban amalan jawaarih ( angota badan ) dan yang mustahab dari amalan hati lebih mustahab dan lebih di cintai Allah dari pada amalan anggota badan, karena semua amalan anggota badan tanpa adanya amalan hati menyebabkan tidak adanya manfaat atau menyebabkan sedikit manfaatnya ( lihat madaarijus saalikiin مدارج السالكين ( 01/101)
Amalan hati merupakan pokok dan asal maksud dan tujuan ( semua amalan ) sedangkan amalan anggota badan mengikuti dan sebagai penyempurna dari amalan hati, dan sesungguhnya permisalan niat itu menempati kedududukan sebagai ruh , Sedangkan amalan anggota badan merupakan jasad bagi semua anggota badanya , maka jika ruh telah tiada jasad akan mati, begitu juga jika semua amalan tidak disertai dengan niat ( yang benar ) maka gerakan & amalan tersebut sia-sia, oleh karena itu mengetahui dan meng-ilmu-i hukum-hukum amalan hati lebih utama dan lebih penting dari pada mengetahui amalan-amalan anggota badan, karena amalan hati merupakan pokok & asalnya sedangkan hukum dan amalan anggota badan merupakan cabang darinya. ( lihat badai'ul fawaaid بدائع الفوائد ( 03/223 )).

Barang siapa yang memperhatikan semua syariat agama ini dari sumber-sumbernya dan pokok-pokonya , akan mengetahui bahwasanya semua amalan anggota badan berkaitan dan berhubungan dengan amalan hati, dan semua amalan anggota badan tidak akan bermanfaat tanda adanya amalan hati, dan sesungguhnya semua amalan hati lebih wajib bagi semua manusia dari pada amalan anggota badan, maka ibadah hati (ubudiyyatul qulub ), lebih agung dari pada ibadah anggota badan,dan lebih besar manfaatnya dan lebih banyak kontinyunya dalam menjalankan kewajibannya pada setiap saat & waktu (lihat badai'ul fawaaid بدائع الفوائد ( 03/230 )).
إذا زال عمل القلوب مع اعتقاد الصدق فأهل السنة مجمعون على زوال الإيمان و انه لا ينفع التصديق مع انتفاء عمل القلوب ( كتلب الصلاة ص:(45))
Jika hilang amalan hati walaupun keyakinanya benar maka ahlus sunnah sepakat bahwasanya hilang pula keimanannya karean sesungguhnya tidak akan bermanfaat as tasdiq (keyakinann yang benar) semata jika hilang amalan hati ( lihat kitabus shalat hal: 45).
Telah berkata Ibnu muflikh rahimahullahu : " kebaikannya hati merupakan pangkal segala kebaikan, dan rusaknya hati merupakan pangkal segala kejelekan, dalam shohihain diriwayatkan dari Rasulullah :
"الآ و إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلحت الجسد كله و إذا فسدت فسد الجسد كله ألا و هي القلب
Ketahuilah sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging , jika baik daging tersebut maka akan baik pula semua jasadnya, dan jika rusak segumpal daging itu maka rusak pula semua jasadnya , dan dia itu adalah hati " ( HR bukhari dalam kitab al iman hadist ( 52) dan imam Muslim dalam kitab : al masaaqoh hadist no (1599)), oleh karena itu kita berdo'a dan memohon , semoga Allah memperbaiki hati kita yang rusak dan semua hatinya saudara kita kaum mukminin.
Dan ketahuilah sesungguhnya baiknya hati akan kita dapatkan dengan bertawakal kepada Allah dan bersandar kepadaNya dan lain sebagianya dari amalan hati sebagi obat yang tidak kita dapatkan dari selainnya ( lihat : al adhab as syar'iyyah الآداب الشرعية (03/124)

الاخـلاص
Al iklash


Ikhlash merupakan hakekat agama ini, dan merupakan kunci dakwahnya para Rasul –alihimus salam- sebagaimana firman Allah ta'alaa :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus (Qs al bayyinah: 98:5)
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)(Qs az zumar 39:3).

Ikhlash merupakan inti dan ruhnya semua ibadah, berkata ibnu hazm –rahimahullahu- : niat merupakan rahasia & inti ubudiyyah , dan niat kedudukanya dalam ibadah seperti ruh bagi jasad, dan mustahil suatu peribadahan diamalkan tanpa adanya ruh, sebagaimana jika jasad tanpa ruh maka jasad tersebut pasti rusak ( mati pent.)
Dan ikhlash merupakan asas dan syarat diterimanya suatu amalan , dan merupakan ruh suatu amalan, dan karenanya suatu amalan menjadi baik atupun buruk, dan ikhlash merupakan jalan untuk mencapai surga ataupun jalan keneraka, karena sesungguhnya tanpa ikhlash dalam beramal akan menyebabkan seseorang masuk kedalam neraka dan barang siapa yang menyempurnakan keikhlasannya maka akan membawanya menuju surga.

Makna Ikhlash

خلص-خلوصا- و خلاصا maknanya : murni, bersih , dan tidak ada sedikitpun kotoran & kekeruhan, و خلص الشيء artinya menjadi murni & bersih,

و خلصت الى الشيء maknya: mencapai kemurnian & kebersihan,

و خلص السمن maknanya apa-apa yang murni darinya।
Maka kalimat ikhlash menunjukkan makna : murni, dan hilang darinya kekeruhan, dan bersih, suci, dari segala kotoran dan campur baur dengan yang lainnya. Dan makna sesuatu yang murni ( الشيء الخالص ) adalah dia benar-benar murni dan tidak bercampur dengan kotoran atau sesuatu yang lainnya baik secara dzatnya atupun maknanya.
و أخلص الدين لله : قصد وجهه و ترك الرياء امحض الدين لله و قاه لله و قال الفيروزآبادي ( أخلص لله : ترك الرياء )
Dan meng-iklash-kan agama kepada Allah maknanya : menghadapkan wajahnya kepada Allah dan meninggalkan riya' ( pujian dan celaan dari makhluq ) dan menkhususkan agama kepada allah dan memurnikannya untuk Allah , dan berkata al fairuz abadiy : iklhas karena Allah maknanya : meninggalkan riya'( segala pujian dan celaan makhluq ) lihat : qamus mukhitd
القموس المحيط (797)

Kalimat ikhlash adalah kalimat Tauhid, maka al mukhalisun ( orang-orang yang ikhlash ) disebut juga al muwahidun ( orang yang bertauid ) dan disebut juga al al muktaarun ( orang-orang pilihan ).
Adapun makna kalimat ikhlash menurut syari'at : sebagaimana telah disebutkan oleh ibnu qayyim –rahimahullahu-disebagian penjelasannya :
هو افراد الحق سبحانه بالقصد في الطاعة ( مدارج السالكين (2/ 91 )

Ikhlash adalah : mengesakan dan memurnikan tujuan hanya kepada Allah yang maha suci dalam menjalankan ketha'atan. ( lihat madarijus salikin (2/91) maknanya : memurnikan ketha'atahan hanya kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya.
Dan banyak sekali para ulama' salaf mendefinisikan makna ikhlash , diantaranya dikatakan :
v Hendaknya beramal & beribadah hanya untuk Allah semata, dan tidak bagian sedikitpun untuk selainnya.
v Menunggalkan Allah semata dalam maksud dan tujuan didalam menjalankan semua ketha'atan.
v Memurnikan dan mensucikan semua amalan dari pandangan & pendapat para makhluq.
v Memurnikan semua amalan dari segala kotoran dan gangguan. (lihat madarijus salikin مدارج السالكين (2/91-92)
Orang yang ikhlash adalah orang yang tidak memperdulikan segala sesuatu kemungkinan yang timbul di hati manusia demi kebaikan hatinya bersama Allah, dan orang yang ikhlash adalah orang yang tidak senang jika manusia memandang & memperhatikan betapa beratnya suatu amalan yang dia kerjakan. Dan sungguh Allah telah berfirman :

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus (Qs al bayyinah: 98:5)
Dan Allah telah befirman kepada Nabi-Nya :

قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي
Katakanlah: "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku"(Qs az zumar 39:14).
Dan Allah telah berfirman :
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ () لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)"( QS Al an'am : 6:163).

Dan firmanNya :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya (Qs Al mulk 67:2).
Berkata Al fudail bin 'iyadh menafsiri ayat ini أَحْسَنُ عَمَلًا maknanya: اخلصه و أصوابه yang paling ikhlash dan yang paling benar kemudian beliau ditanya: apa makna yang paling iklash dan yang paling benar : beliau menjawab :
ان العمل اذا كان خالصا و لم يكن صوابا لم يقبل و اذا كان صوابا و لم يكم خالصا لم يقبل حتى يكون خالصا صوابا و الخالص ان يكون لله و الصواب ان يكون على السنة
Sesungguhnya suatu amalan jika ikhlas namun tidak benar maka amalan tersebut tidak diterima oleh Allah, begitu juga suatu amalan itu benar namun tidak ikhlash maka juga tidak akan diterima hingga amalan tersebut ikhlash dan benar, sedangkan suatu amalan itu disebut ikhlash jika hanya untuk Allah semata, dan di kategorikan benar jika sesui dengan tuntunan sunnah Rasulullah –salallahu 'alaihi wasalam- . (lihat madarijus salikin مدارج السالكين (2/91-92)
kemudian beliau membaca firman Allah :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya" (Qs Al kahfi 18:110).

Dan Allah ta'alaa telah berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan ( Qs An nisa'4:125).
Maknanya : mengikhlaskan tujuan dan beramal hanya untuk Allah semata, sedangkan ihsan adalah mengikuti sunnah

Dan orang –orang yang mengharapakan wajah Allah ta'alaa maka mereka mendapatkan kabar gembira dengan balasan yang sangat agung dan Allah telah mewasiatkan ( dalam beberapa ayat dalam Al qur'an pent.) agar kita selalu bersama dengan mereka:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya ( Qs al Kahfi 18:28).
ذَلِكَ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung ( Qs Ar ruum30:38).

وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى () الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى () وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَى () إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى () وَلَسَوْفَ يَرْضَى
Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu,yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi.Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan ( Qs Al lail 92:17-21).

Sumber : kitab silsilah a'malul kulub Karya : As Syeikh Muhammad Shaleh Al Munajjid

و صلى الله وبارك على نبينا محمد و آخر دعونا أن الحمد لله رب العالمين




هل تريد ان تكون من السعداء ؟
apakah anda ingin menjadi
salah satu orang yang berbahagai ?


· الذي كفاك همَّ أمسِ يكفيك همَّ اليومِ وهمَّ غدٍ، فتوكلْ عليه، فإذا كان معك فمنْ تخافُ ؟ وإذا عليك فمن ترجو؟
· Dzat yang telah mencukupkan keinginan anda yang kemarin, akan pula mencukupkan keinginan anda hari ini dan besok। Karena itu, bertawakallah kepada-Nya. Jika Dia bersama anda, siapa yang anda takutkan? Dan, jika Dia menjauhi anda, maka kepada siapa anda berharap?

· بينك وبين الأثرياءِ يومٌ واحدٌ ، أما أمس فلا يجدون لذتَه ، وغدٌ فليس لي ولا لهم ، وإنما لهم يومٌ واحدٌ ، فما أقله من زمنٍ !
· Antara diri anda orang-orang kaya itu hanya berselisih satu hari। Di hari kemarin, mereka sama sekali tidak merasakan kenikmatan hari kemarin, sedangkan hari besuk, bukan milik saya dan bukan pula mereka. mereka itu hanya satu waktu. Sungguh sangat singkat.





· السرور ينشطُ النفسَ ، ويفرحُ القلبَ ، ويوازنُ بين الأعضاءِ ، ويجلُب القوة ، ويعطي الحياةَ قيمةً والعمرَ فائدةً .
· Kebahagiaan itu membuat: jiwa menjadi bersemangat, hati menjadi berbunga, menyeimbangkan masing-masing anggota tubuh, memberikan kekuatan dan nilai kepada kehidupan,juga memberi faedah kepada usia seseorang।

· الغنى والأمنُ والصحةُ والدينُ وركائزُ السعادةِ ، فلا هناءَ لمعدمٍ ، ولا خائفَ ولا مريضَ ولا كافرَ , بل هم في شقاء .
· Kekayaan,keamanan,kesehatan, dan agama adalah pilar-pilar kebahagiaan। Logikanya, orang yang tidak punya apa-apa, yang di landa ketakutan, yang sakit, dan yang kafir, tidak akan mendapatkan kebahagiaan. Mereka semua berada dalam kesengsaraan.

· من عرف الاعتدالَ عرفَ السعادةَ , ومن سلكَ التوسطَ أدركَ الفوزَ , ومن اتبعَ اليسرَ نال الفلاحَ .
· Orang yang memahami arti kesahajaan, maka akan memahami pula arti kebahagiaan। Orang yang menempuh jalan pertengahan, maka akan mencapai kemenangan. Dan, orang yang mengikuti cara-cara yang mudah, maka akan mendapatkan keberuntungan.

· ليس في ساعةِ الزمنِ إلا كلمةٌ واحدةٌ : الآنَ , وليس في قاموسِ السعادة إلا كلمة واحدةٌ : الرضا .
· Dalam satu rentang waktu & zaman tiada lain kecuali hanya ada satu kata: Sekarang! Dan,dalam kamus kebahagiaan tiada lain keculiali hanya ada satu kata: Keridhaan!

· إذا أصابتْك مصيبةٌ فتصوَّرها أكبرَ تَهُنْ عليك, وتفكّرْ في سرعةِ زوالِها , فلولا كربُ الشدةِ ما رُجيتْ فرحةُ الراحةِ .
· Jika anda di timpa musibah, maka bayangkan musibah itu sangat besar, niscaya anda akan mudah menghadapinya। Dan, anggap bahwa musibah itu akan segera berakhir. Kalau bukan karena kesengsaraan yang di sebabkan oleh kesulitan, tentu tidak akan pernah mengharapkan kegembiraan—karena bias keluar dari kesulitan.

· إذا وقعت في أزمة فتذكر كم أزمةٍ مرتْ بك ونجاك اللهُ منها ، حينها تعلمُ أن من عافاك في الأولى سيعافيك في الأخرى .
· Jika anda terhimpit oleh sebuah tekanan, maka ingatlah berapa banyak tekanan yang telah anda lalui, dan Allah telah menyelamatkan diri anda। Dengan demikian,maka pada saat itu anda akan tahu bahwa Dzat yang telah menyelamatkan diri anda di dunia, juga akan melakukan hal yang sama di akhirat kelak.

· العاقُّ ليومِه من أذهبه في غير حقٍّ قضاه ،أو فرض أدَّاه ، أو مجدٍ شيّدهُ ، أو حمدٍ حصَّله ، أو علمٍ تعلمَه، أو قرابةٍ وصلها، أو خيرٍ أسداه.
· Orang yang durhaka kepada hari yang di jalaninya adalah orang yang menghabiskannya untuk melakukan hal-hal yang menyalahi; kewajiban yang dia kerjakan, kemuliaan yang seharusnya dia raih, pujian yang dia dapat, ilmu, kedekatan, dan kebaikan।

· ينبغي أن يكون حولك أو في يدك كتابُ دائم ؛ لأن هناك أوقاتاً تذهب هدراً، والكتاب خير ما يحفظُ به الوقتُ ويعمرُ به الزمنُ .
· Usahakan agar di sekitar atau di tangan anda selalu ada buku abadi, karena selalu ada waktu yang terbuang percuma। Dan, buku abadi adalah alternatif terbaik untuk menjaga waktu itu dan mengisinya dengan hal-hal yang membangun.

· حافظُ القرآنِ ، التالي له آناءَ الليلِ وأطرافَ النهارِ لا يشكو مللا ًولا فراغا ًولا سأماً، لأن القرآن ملأ حياته سعادةً .
· Seorang hafhizh yang membaca al-qur’an pada tengah malam, tidak pernah mengeluh bosan, tidak pernah mengeluh kosong, dan tidak pernah mengeluh jemu। Sebab al-Qur’an telah mengisi seluruh hidupnya dengan kebahagiaan.

· لا تتخذ قراراً حتى تدرسه من جوانبِه كافَّةً , ثم استخرِ الله وشاورْ أهلَ الثقة , فإن نجحت فهذا المراد و إلا فلا تندمْ .
· Jangan terlalu cepat mengambil keputusa sampai anda selesai mempelajari semua aspeknya। Setelah itu, mintalah pilihan kepada Allah, dan musyawarahkanlah dengan orang-orang yang anda percaya. Jika kemudian anda berhasil, memang itulah yang dikehendaki(Nya), dan jika tidak, maka jangan pernah menyesal.

· العاقل يُكثِرُ أصدقاءه ويُقللُ أعداءه ، فإن الصديق يحصلُ في سنةٍ والعدو يحصل في يوم ، فطوبى لمن حببه الله إلى خَلْقِهِ .
· Orang yang berpikir akan senantiasa memperbanyak teman dan menyedikitkan musuh। Karena teman baru diperoleh dalam jangka waktu setahun,sedangkan musuh bisa didapat dalam waktu sehari. Maka beruntunglah orang yang diciptakan oleh Allah untuk mencintai makhuk-Nya.

· اجعل لمطالبِك الدنيوية حداً ترجع إليه ،وإلا تشتَّت قلبُك وضاقَ صدرُك ، وتنغّص عيشُك ، وساء حالُك .
· Untuk kepentingan dunia anda, tetapkan satu batasan yang bias anda jadikan rujukan। Kalau tiadak, maka hati anda tidak akan pernah punya satu konsep, hati anda akan dipenuhi oleh keinginan-keinginan, hidup anda akan merana, dan keadaan anda akan semakin memburuk.

· ينبغي لمن تظاهرتْ عليه نعمُ اللهِ أن يقيّدَها بالشكرِ ، ويحفظها بالطاعةِ ، ويرعاها بالتواضعِ لتدومَ .
· Orang yang sudah biasa merasakan kehadiran nikmat-nikmat Allah pada dirinya berkewajiban untuk mengingatnya dengan syukur, menjaganya denga ketaatan, dan memeliharanya dengan tawadhu agar nikmat-nikmat itu bias lestari।

· من صفتْ نفسُه بالتقوى ،وطَهُرَ فكرُه بالإيمانِ ، وصُقِلَتْ أخلاقُه بالخَيْرِ نال حُبَّ اللهِ وحُبَّ الناسِ .
· Orang yang mensucikan jiwanya dengan taqwa, dan membersihkan pikirannya dengan iman, dan akhlaknya disepuh oleh kebaikan, akan mendapatkan kecintaan dari Allah dan sesamanya।

· الكسولُ الخاملُ هو المتعبُ الحزينُ حقيقةً ، أما العاملُ المجِدُّ فهو الذي عرف كيف يعيشُ وَعَرَفَ كيفَ يسعدُ .
· Orang yang malas dan suka berleha-leha adalah orang yang sakiti lagi merepotkan dan selalu menderita kesedihan, dalam arti yang sebenarnya। Sedangkan orang yang bekerja serius adalah orang yang tahu bagaimana harus hidup dan bagaimana mendapatkan kebahagiaan.

· إن لذةَ الحياة ومتعتَها أضعافُ أضعافِ مصائبِها وهمومِها، ولكنَّ السرَّ كيف نصل إلى هذه المتعةِ بذكاءٍ .
· Kenikmatan dunia itu sebenarnya berbanding berlipat-lipat terhadap musibah-musibahnya। Tapi masalahnya, bagaimana kita mencapai kenikmatan itu secara cerdas.

· لو ملكت المرأةُ الدنيا ، وسيقتْ لها شهاداتُ العالمِ ، وحصلتْ على كلِّ وسامٍ وليس عندها زوجٌ فهي مسكينة .
· Seandainya seorang wanita berhasil menggenggam dunia, berhasil mendapat kan semua anugerah penghargaan dari seluruh dunia, dan berhasil mendapatkan semua gelar kehebatan dunia, tapi kalau tidak memiliki suami (tidak menikah), tetap dianggap sebagai wanita yang tidak punya apa-apa।

· الحياةُ الكاملةُ أن تنفق شبابك في الطموحِ ،ورجولتك في الكفاحِ ،وشيخوخَتَكَ في التأملِ .
· Kehidupan yang sempurna itu adalah ketika anda di masa muda mencurahkan seluruh waktu anda untuk ambisi-ambisi anda, ketika di masa dewasa mencurahkan seluruh waktu anda untuk berjuang, dan ketika anda di masa tua mencurahkan seluruh waktu anda untuk merenung।

· لُمْ نفسك على التقصير ، ولا تَلْمْ أحداً ، فإن عندك من العيوبِ ما يملأُ الوقتَ إصلاحُه فاتركْ غيرَك .
· Cela diri anda sendiri atas kelalaian yang anda lakukan, dan jangan sekali-kali mencela orang lain। Anda memiliki banyak cela yang untuk memperbaiki seluruhnya sudah menghabiskan seluruh waktu yang ada. Oleh karena itu. Tinggalkan selain diri anda.

· أجملُ من القصوِر والدورِ كتابٌ يجلوُ الأفهام ، ويُسِرُّ القلوب ، ويؤنسُ النفسَ ، ويشرحُ الصدرَ، وينمي الفِكْرَ .
· Yang lebih indah dari istana dan rumah mewah adalah buku, yang biasa menjernihkan pemahaman, yang membuat hati menjadi gembira, yang membuat jiwa menjadi teduh, yang membuat hati menjadi lapang, dang membuat pikiran berkembang।

· اسأل الله العَفْوَ والعافيةَ ، فإذا أعطيتهُما فقد حزت كلَّ خَيْرٍ ، ونجوت من كل شرٍّ ، فُزْتَ بكلَّ سعادةٍ .
· Mohonlah ampunan dan kesehatan kepada Allah। Jika Allah mengaruniakan itu semua maka anda telah mendapatkan semua kebaikan, terhindar dari semua keburukan, dan mendapatkan kemenangan dengan segala kebaikan.

· رغيفٌ واحدٌ ، وسبعُ تمراتٍ ، وكوبُ ماء ، وحصيرٌ في غرفة مع مصحفٍ ، وقلْ على الدنيا السلامُ .
· Jika anda masih memiliki sepotong roti, tujuh korma, segelas air, dan sehelai tikar di kamar bersama dengan mushaf, maka katakan kepada dunia,”(Semoga) kedamaian (senantiasa) atasmu।”

· السعادة في التضحية وإنكارِ الذاتِ ، وبذلِ الندى وكفِّ الأذى ، والبعدِ عن الأنانيةِ والاستئثارِ .
· Kebahagiaan itu ada dalam pengorbanan dan pengingkaran terhadap (keinginan) diri sendiri. Juga, di dalam usaha mengeluarkan semua upaya dan mencegah semua bahaya. Jauh dari sifat ananiah (ego) dan balas demdam.

· الضحكُ المعتدلُ يشرحُ النفسَ ، ويقوي القلب ويُذْهِبُ المَلَلَ وينشطُ على العملِ ، ويجلو الخاطرَ .
· Tertawa yang sederhana akan membuat jiwa lebih lapang, mempekuat hati, menghilangkan kebosanan, membuat aktif bekerja dan menjernihkan pikiran.

· العبادةُ هي السعادةُ ، والصلاح هو النجاحُ ، ومن لزِمَ الأذكارَ ، وأدمنَ الاستغفارَ وأكثرَ الافتقارَ فهو أحدُ الأبرار .
· Ibadah adalah kebaikan, dan sikap yangbenar adalah kesuksesan। Orang yang selalu berdzikir dan senantiasa beristighfar, dan selalu membutuhkan Allah adalah termasuk satu dari orang-orang berpredikat Orang-orang yang banyak berbakti.’

· خيرُ الأصحابِ من تثِقُ به وترتاحُ ، وتفضي إليه بمتاعِبك ، ويشاركُكَ همومَك ولا يفشي سرَّك .
· Sahabat yang paling baik adalah orang yang sangat anda percaya dan membuat diri anda tenang bersamanya। Dia menjadi tempat berbagi kelelahan, berbagi kesedihan,dan tidak pernah menjual rahasia diri anda

· لا تتوقعْ سعادةً أكبر مما أنت فيه فتخسرَ ما بين يديك ، ولا تنتظرْ مصائب قادمةً فتستعجل الهمَّ والحَزَنَ .
· Jangan banyak membayangkan kebahagiaan terlalu jauh yang lebih besar dari yang anda rasakan, karena anda akan merugi dengan yang sudah ada। Dan, jangan menunggu musibah-musibah yang masih akan datang, karena anda akan dirundung keresahan dan kesedihan lebih awal.

· لا تظن أنك تعطي كل شيء ، بل تعطي خيراً كثيراً ، أما أن تحوي كل موهبة وكل عطية فهذا بعيدٌ .
· Jangan mengira bahwa anda diberi segalanya , tapi yang diberikan kepadamu adalah kebaikan yang banyak। Adapun Harapan & angan bahwa anda akan menerima semua karunia adalah harapan yang terlalu jauh

· امرأةٌ حسناءُ تقيةٌ ، ودارٌ واسعةُ ، وكفافٌ من رزقٍ ، وجارٌ صالحٌ .. نِعمٌ جهلُها الكثيرُ .
· Wanita yang baik dan bertaqwa, rumah yang luas, rezeki yang cukup, dan tetangga yang shalih adalah nikmat-nikmat yang banyak dilalaikan orang।

· فنُّ النسيانِ للمكروهِ نعمةٌ ، وتذكُّرُ النعمِ حَسَنَةٌ ، والغفلةُ عن عيوبِ الناسِ فضيلةٌ .
· Seni yang berupa usaha untuk melupakan sesuatu yang tidak disenangi adalah kenikmatan, usaha untuk mengingat-ingat nikmat adalah kebaikan, dan usaha untuk melupakan cela orang lain adalah keutamaan।

· العفْوُ ألذُّ من الانتقامِ ، والعملُ أمتعُ من الفراغِ ، والقناعةُ أعظمُ من المالِ ، والصحة خَيْرٌ من الثروةِ .
· Mengampuni itu lebih nikmat daripada membalas dendam। Bekerja lebih menyenangkan daripada menganggur. Berpuasa diri lebih agung daripada harta. Dan, kesehatan itu lebih baik daripada kekayaan.

· الوحدةُ خَيْرٌ من جليسِ السوءِ ، والجليسُ الصالحُ خَيْرٌ من الوحدةِ ، والعزلةُ عبادةٌ ، والتفكرُ طاعةٌ .
· Menyendiri itu lebih baik daripada berteman dengan orang jahat। Berteman dengan orang shaleh lebih baik daripada menyendiri. Ber-‘uzlah itu adalah ibadah. Dan, ber-tafakkur itu adalah ketaatan.

· العزلةُ مملكةُ الأفكار ، وكثرةُ الخلطة حُمْقٌ ، والوثوقُ بالناسِ سَفَهٌ ، واستعداؤُهم شُؤْمٌ.
· Ber-uzlah adalah kerajaan pikiran। Terlalu banyak bergaul adalah kebodohan. Percaya pada siapa saja adalah ketololan. Dan banyak meminta tolong kepada mereka adalah kesialan.

· سوءُ الخُلُقِ عذابٌ ،والحقدُ سُمٌّ ، والغيبةُ رذالةٌ ،وتتبعُ العثراتِ خِذْلانٌ .
· Akhlak yang buruk itu azab, kedengkian itu racun, ghibah itu kerendahan, dan memata-matai kesalahan orang itu hina।

· شكرُ النعمِ يدفعُ النقمَ ، وتركُ الذنوبِ حياةُ القلوبِ ، والانتصارُ على النفسِ لذةُ العظماءِ .
· Mensyukuri nikmat akan mencegah azab, meninggalkan dosa akan menghidupkan hati, dan mengalahkan hawa nafsu adalah kenikmatan yangn sangat besar।

· خبزٌ جاف مع أمنٍ ألذُّ من العَسَلِ مع الخوفِ ، وخيمةُ مع سترٍ أحبٌّ من قَصْرٍ فيه فتنةٌ.
· Sepotong roti kering dengan jaminan keamanan, akan lebih terasa lezat daripada madu dengan cengkeraman perasaan takut। Tenda kecil dengan segala rahasianya yang diutupi Allah lebih menyenangkan daripada istana yang penuh dengan fitnah.

· فرحةُ العلمِ دائمةٌ ، ومجدُه خالدٌ ، وذكرُه باقٍ ، وفرحةُ المالِ منصرمةٌ ، ومجدُه إلى الزوالٍ ، وذكرُه إلى نهايةٍ .
· Kegembiaraan karena ilmu itu akan abadi, kemuliaan karena ilmu akan lestari, dan ketenaran karena ilmu akan kekal. Sedangkan kegembiraan karena harta akan mudah sirna, kemuliaan yang disebabkan harta akan mengarah kepada kehancuran, dan ketenaran karena harta akan memudar.
· الفرحُ بالدنيا فرحُ الصبيانِ ، والفرحُ بالإيمانِ فَرَحُ الأبرارِ ،وخدمةُ المالِ ذلُّ ، والعملُ للهِ شَرَفٌ.
· Gembira karena dunia & harta adalah kegembiraan anak-anak। Gembira karena iman adalah kegembiraan orang-orang yang bahagia. Dan, menjadi budak harta adalah kehinaan, sedang beramal karena Allah adalah kemualian

· عذابُ الهمةِ عَذْبٌ ،وتعبُ الإنجازِ راحةٌ، وعَرَقُ العملِ مِسْكٌ ،والثناءُ الحَسَنُ أحسنُ طِيبٍ.
· Kepedihan yang diakibatkan oleh semangat tinggi adalah kesegaran। Keletihan yang diakibatkan oleh kerja, adalah ketenangan, keringat dari hasil kerja keras adalah minyak kasturi,dan pujian yang baik adalah parfum yang terbaik.

· السعادةُ أن يكون مصحفُك أ نيسَك ، وعملُك هوايتك ، وبيتُك صومعتَك ، وكنزُك قناعتَك .
· Kebahagian adalah ketika mushaf menjadi teman akrab anda, amalan anda menjadi hobi, rumah menjadi tempat anda untuk menyendiri, dan harta simpanan anda adalah kepuasan diri anda।

· الفرحَ بالطعامِ والمالِ فرحٌ الأطفالِ ، والفَرَحُ بحسنِ الثناءِ فَرَحُ العظماءِ ، وعملُ البرِّ مجدٌ لا يفَنى .
· Gembira dengan makanan dan harta adalah kegembiraan anak-anak। Gembira dengan pujian yang baik adalah kegembiraan orang-orang besar. Dan, melakukan kebaikan adalah kemuliaan yang tidak akan pernah memudar.

· صلاة الليل بهاءُ النهارِ ، وحبُّ الخيرِ للناسِ من طهارةِ الضميرِ ، وانتظارُ الفرجِ عبادةٌ.
· Shalat dimalam hari adalah keindahan di siang hari। Senang melakukan kebaikan kepada sesama adalah bagian dari kesucian nurani. Dan menunggu jalan keluar dengan sabar adalah ibadah.

· في البلاءِ أربعةُ فنون : احتسابُ الأجرِ ، ومعايشةُ الصَّبْرِ ، وحُسْنُ الذِّكْرِ ، وتوقُّعُ اللطفِ.
· Di dalam ujian itu empat keindahan seni; mengharapkan pahala, hidup interaktif dengan kesabaran, berdzikir dengan baik, dan membayangkan datangnya kebaikan।

· الصلاةُ جماعة، وأداءُ الواجبِ ، وحبُّ المسلمينُ ، وترك الذنوبِ ، وأكلُ الحلالِ صلاحٌ الدنيا والآخرةِ .
· Shalat berjama'ah, dan menunaikan kewajiban, dan mencintai sesama muslim, dan meningalkan maksiat & dosa, serta makan dari yang halal adalah kebaikan di dunia dan akherat।

· لا تكنْ رأساً فإن الرأس كثيرُ الأوجاعِ ، ولا تحرصْ على الشهرةِ فإن لهل ضريبةً ، والكفافُ مع الخمولِ سعادةٌ .
· Jangan mau menjadi kepala, sebab kepala sering merasa sakit। Jangan berambisi untuk menjadi terkenal, sebab untuk terkenal dikenakan pajak,dan merasa cukup dengan tanpa nama adalah sebuah kebahagiaan.

· علامةُ الحُمْقِ ضياعُ الوقتِ ،وتأخيرُ التوبةِ ، واستعداءُ الناسِ ، وعقوقُ الوالدين ، وإفشاءُ الأسرارِ .
· Tanda kebodohan itu adalah membuang-buang waktu, menunda-nunda taubat, menggantung diri kepada orang lain। Durhaka kepada kedua orang tua, dan menyebarkan rahasia orang lain.

· يُعْرَفُ موتُ القلبِ بترْكِ الطاعةِ ، وإدمانِ الذنوب ، وعدمِ المبالاةِ بسوءِ الذكرِ ، والأمنِ من مكرِ اللهِ ، واحتقارِ الصالحين .
· Kematian hati bisa diketahui dengan seringnya meninggalkan ketaatan, tenggalam dalam perbuatan dosa, tidak peduli dengan omongan yang buruk, merasa aman dari tipu daya Allah, dan selalu menghina orang-orang shalih।

· من لم يسعدْ في بيتِه لن يسعدَ في مكانٍ آخرَ ،ومن لم يحبَّه أهلُه لن يحبَّه أحدٌ ، ومن ضيَّعَ يومَه ضيَّعَ غدَه.
· Orang yang tidak merasakan kebahagiaan di rumahnya, maka di tempat lain pun tidak akan pernah merasakan kebahagiaan। Orang yang tidak di senangi keluarganya, maka tak seorangpun yang akan menyenaginya. Dan, orang yang menyia-nyiakan hari ini, berarti dia telah menyia-nyiakan hari esok.

· أربعة يجلبون السعادة : كتابٌ نافعٌ ، وابنٌ بارٌّ ، وزوجةٌ محبوبةٌ ، وجليسٌ الصالحٌ ، وفي اللهِ عِوضٌ عن الجميعِ .
· Empat perkara yang mendatangkan kebahagiaan: buku yang bermanfaat, anak yang baik, istri yang disayangi, teman bergaul yang shalih. Dan, Allahlah yang memiliki ganti semua itu.

· إيمانُ وصحةُ وغنىً وحريةُ وأمنٌ وشبابٌ وعلم هي ملخصُ ما يسعى لالعقلاءُ ، نها قلَّ أن تجتمعَ كلُّها .
· Iman, kesehatan, kekeyaan, kebebasan, rasa aman, semangat muda, dan ilmu adalah sari dari semua yang diinginkan oleh orang-orang berpikir। Namun hanya sedikit yang mampu mendapatkan semuanya.

· اسعد الآنَ فليس عندك عهدٌ ببقائِك ، وليس لديك أمانٌ من روعةِ الزمانِ ، فلا تجعلِ الهمَّ نَقْداً والسرورَ دَيْناً.
· Berbahagialah sekarang, sebab anda tidak ada jaminan bahwa anda akan abadi, dan anda tidak memiliki jaminan keamanan dari guncangan zaman। Karenanya , jangan menjadikan kegundahan itu sebagai uang tunai, sementara kegembiraan itu sebagai hutang.

· أفضل ما في العالمِ إيمانٌ صادقٌ ،وخُلُقٌ مستقيمٌ ، و عَقْلٌ صحيحٌ وجِسْمٌ سليمٌ ، ورِزْقٌ هانِئٌ وما سوى ذاك شغلٌ .
· Sebaik-baik yang ada di dunia ini adalah keimanan yang benar, akhlak yang lurus, akal yang sehat, fisik yang kuat, dan rezeki yang mengalir, Semantara di luar itu semua adalah kesibukan semata।

· نعمتان خفيَّتان: الصحةُ في الأبدانِ ، والأمنُ في الأوطانِ . نعمتان ظاهرتان: الثناءُ الحَسَنُ، والذريةُ الصالحةُ .
· Dua kenikmatan yang tersembunyi: kesehatan badan dan keamanan di dalam negeri। Sedangkan kenikmatan yang tampak: pujian yang baik dan keluarga yang shalih.

· القلبُ المبتهجُ يقتلُ ميكروباتِ البغضاءِ ، والنفسُ الراضيةُ تطاردُ حشراتِ الكراهيةِ .
· Hati yang riang akan membunuh semua ‘mikroba & bakteri’ permusuhan, dan jiwa yang ridha akan mengusir semua serangga kebencian।

· الأمنُ أمهدُ وطاءٍ ، والعافيةُ أسبغُ غطاءٍ ، والعلمُ ألذُّ غذاءٍ ، والحبُّ أنفعُ دواءٍ ، والسترُ أحسنُ كساءٍ .
· Keamanan adalah tempat datar yang paling lapang, kesehatang adalah pelindung diri yang paling sempurna। Ilmu adalah makanan yang paling lezat. Cinta adalah obat yang paling mujarab. Dan lindungan Allah atas segala keburukan kita adalah pakaian yang paling baik.
الـــــــــحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحــــــــــــات

3/16/08

RAHASIA DIBALIK KALIMAT TAUHID DALAM AYAT -AYAT AL QUR'AN



بسم الله الرحمن الرحيم

أسرار كلمة لااله الا الله في ايات القرآنية

Rahasia Dibalik Kalimat Tauhid Dalam Ayat-Ayat Al Qur'an

Sesungguhnya wajib bagi kita untuk mengenal Allah ( tauhid ) sebelum kita beribadah & beramal karena suatu ibadah itu diterima jika Tauhid kita benar & tidak tercampur dengan kesyirikan ( menyekutukannya dalam peribadatan ) , maka tegaknya ibadah & amalan kita harus didasari terlebih dahulu dengan At Tauhid sebagaimana akan kita jelaskan dibawah ini :

pertama : Allah ta'alaa berfirman kepada Rasulullah dalam QS Muhammad : 19






فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَوَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
" Ketahuilah ( ya Muhammad ) sesungguhnya tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah, & mohonlah ampun bagi dosa-dosamu, dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. ( muhammad : 19 )




Ketahuilah – semoga Allah merohmatimu- sesungguhnya Allah menegaskan & mendahulukan serta mengutamakan untuk mengetahui dan berilmu tentang At tauhid dari pada beribadah yaitu beristifghfar, dikarenakan " mengenal tauhid menunjukkan ilmu 'usul ( dasar pokok & pondasinya agama ), adapun beristighfar menunjukkan ilmu furu' ( cabang dan aplikasi dari ilmu usul tersebut )", dan dalam Qaidah :




الاصل يجب تقديمه على الفرع



ilmu usul wajib di dahulukan atas ilmu furu'




karena sesungguhnya dikatakan :
( مالم يعلم وجود الصانع امتنع القيام بطاعته و خدمته ),

" siapapun yang tidak mengenal penciptanya maka terhalang baginya untuk mentha'ati & beribadah kepadaNya dengan baik dan benar"

dan hal yang senada & sesuai dengan ayat ini banyak sekali di sebutkan dalam Al Qur'an.





kedua: Sesungguhnya nabi Ibrahim tatkala beliau berdo'a lebih mengutamakan untuk ma'rifah ( berilmu ) dari pada keta'atan ( ibadah) beliau berdo'a :




رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
Ya Allah karuniakanlah kepadaku hikmah ( ilmu ) dan masukanlah aku kedalam golongan orang- orang yang sholeh ( as su'aro : 83 )




Maka kalimat : هب لي حكما(karuniakanlah kepadaku hikmah ( ilmu)) menunjukkan kesempurnaan pemikiran dan pemahaman untuk berilmu & mengetahui segala sesuatu ( ma'rifah ) adapun kalimat: و ألحقني بالصالحين (dan masukanlah aku kedalam golongan orang- orang yang sholeh ) menunjukkan kesempurnaan amalan untuk bisa menjauhi dua hal yaitu ifradh ( extrim ) & tafridh ( malas & semaunya ) dalam beribadah, maka beliau lebih mengutamakan berilmu dahulu sebelum beramal.

Ketiga: Allah ta'alaa berfirman tatkala memilih & nabi Musa –alihis salam- sebagia RasulNya dan Allah mewahyukan kepadanya :




وَأَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَى () إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي "
Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku ( QS thahaa 20 : 13-14 ).





Maka kalimat : لا اله الا انا (tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku )menunjukkan atas ilmu usul pondasi dasar dari at tauhid adapun kalimat : فاعبدني ( maka sembahlah Aku )menunjukkan atas ilmu furu' dan aplikasi dari ilmu usul maka berilmu tentang Tauhid didahulukan dan di utamakan dari pada beramal ,( karena suatu amalan itu akan di terima jika tauhidnya benar pent.) .

Keempat: Sesungguhnya Nabi 'Isa – alaihis salam - tatkala Allah memberikan kemampuan berbicara di waktu bayi beliau berkata :




قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آَتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
"sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah yang diberikan kepadaku kitab ( maryam : 30 ) "





maka kalimat اني عبد الله ( aku ini adalah hamba Allah) menunjukkan ilmu usul ( tauhid ) adapun kalimat ءاتاني الكتاب menunjukkan ilmu furu' karena butuhnya ( diberikan ) kepadanya kitab adalah untuk mengetahui hukum-hukum & syariatnya (dalam rangka untuk mengamalkan dan mempraktekkan konsekuwensi dari pengakuannya sebagai hamba Allah pent.) bukan untuk mengenal Allah secara lansung .
Dan tidak ada perselisihan sedikitpun dikalangan para ulama salaf dan khalaf serta umat islam seluruhnya bahwasanya : paling afdal & utamanya para nabi & rasul adalah ke empat nabi tersebut ( Muhammad, Musa, Isa, & Ibrahim ) , tatkala Allah menetapkan & memerintahkan kepada empat rasul yang mulia ini untuk ma'rifah ( berilmu & mengetahui ) ilmu usul dan dasar serta pondasi ad dieen yaitu Tauhid sebelum ilmu furu' ( sebagia aplikasi dari ilmu usul )

Inti dari pembahasan diatas : jadi telah tetap (syabit) dan benar (haq) bahwasanya berilmu dan mengetahui serta mengenal at tauhid itu adalah kewajiban yang paling pokok & utama sebelum mengenal yang lainya serta beramal ( karena suatu amalan itu akan di terima jika tauhidnya benar pent.) .

Adapun dalil-dalil lain yang menguatkan & lebih luas lagi kita paparkan dibawah ini :

PERTAMA :
Telah sepakat jumhur mufassirin bahwasanya ayat al qur'an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi muhammad SAW adalah surat al alaq : 1-5 : ( lihat HR : bukhari : 3 dan imam muslim : 160 ) :




اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ () خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ () اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ () الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ () عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ()
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan (1) menciptakan manusia dari segumpal darah ( 2) bacalah dengan nama Tuhanmu yang maha mulia (3) yang telah mengajar manusia dengan qolam (4) yang telah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya(5) ( QS al alaq : 1-5)





Jika kita perhatikan dengan teliti maka didalam ayat ini banyak mengandung dalil dalil tentang Tauhid, yang demikian itu diantaranya adalah menetapkan adanya Dzat Maha Pencipta : mencitakan manusia dari segumpal darah, kemudian Allah menekankan & menegaskan masalah ini dengan lembut tapi pasti, akan lebih jelas lagi kalau kita kemukankan disini dengan sistem tanya – jawab :
Jika berkata seorang penanya : seharusnya ada hubungan & sambung menyambung dalam suatu kalimat / paragfaf, di sini Allah menyatakan : telah menciptakan manusia, dan menciptakannya dari segumpal darah ( الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ)
kemudian setelah itu Allah mengatakan : yang telah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya :(عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ)
maka apa & makna hubungan antara kedua perkara ini ?

Jawabnya : sesungguhnya paling rendahnya & hinanya permulaan dari penciptaan manusia adalah : dari segumpal darah, dan ini sudah Allah tetapkan kepada setiap orang, dan paling mulia & tingginya martabat manusia jika sudah berilmu & mengetahui segala sesuatu, maka seakan-akan Allah mengatakan : wahai hambaku perhatikan & lihatlah keadaanmu waktu pertama kali kamu diciptakan tatkala masih berupa segumpal darah, dan itu adalah paling rendahnya & hinanya keadanmu sampai akhirnya kamu bisa berbicara, dan bisa mengetahui segala sesuatu, dan itu adalah paling tingginya martabat & keadaanmu, maka ketahuilah sesungguhnya tidak mungkin itu terjadi begitu saja dari sesuatu yang hina & rendah berkembang menjadi pandai & berilmu kecuali dengan ketentuan Dzat yang maha pencipta & maha mampu, yaitu Allah , maka salah jika ada yang mengatakan itu adalah hal yang alami & biasa terjadi, ( maha suci Allah atas ucapan-ucapan orang-orang yang dholim ).

KEDUA :
Sesungguhnya Allah ta'alaa telah memuji orang-orang mukmin dalam surat Al baqoroh dari ayat pertama sampai pada ayat ke lima yaitu :




أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung ( QS AL Baqarah : 05)




dan Allah mencela orang-orang kafir dalam dua ayat setelahnya(yaitu ayat ke : 6 & 7) dari :




إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

" Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat ( QS Al baqarah : 06-07).




kemudian mencela orang-orang munafiq dalam 13 ayat berikutnya :




وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman ( Qs Al Baqarah:08)




sampai sebelum ayat ke 21 :




يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa( QS Al Baqarah:21)




maka tatkala Allah memuji orang yang beriman kemudian Allah mencela & menghinakan orang-orang kafir serta munafiqin, seakan akan dikatakan : "pujian & celaan ini tidaklah bisa ditegakkan kecuali dengan mengemukakan & menunjukkan dalil-dalil atas penetapan Tauhid, Nubuwah ( diutusnya nabi muhammad), dan hari pembalasan ( kiamat ), karena pada dasarnya usul & pokoknya islam adalah terkandung dalam 3 perkara ini".




Maka Allah mulai menetapkan adanya Tauhid dan menjelaskan hal ini dengan lima macam dari dalil-dalil yang pasti & tak terbantahkan ( dalam dua ayat berikutnya yaitu ayat ke : 21-22 ) all : .




يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ () الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ ()




Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui ( QS Al BAqarah : 21-22)

Pertama :Allah menetapkan tauhid dengan menunjukkan dalil pada pribadi manusia itu sendiri sebagaimana firmannya :




اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ
" sembahlah tuhanmu yang telah menciptakan kalian" ( QS : 02:21)





Kedua : dengan menyebutkan keadaan bapak & pendahulu mereka sebagaimana firmannya :






وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan juga Tuhannya orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS : 02:21).




Ketiga : dengan menunjukkan keadaan penciptaan bumi sebagaimana ayat berikutnya :]




الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا
yang telah menjadikan bagi kalian bumi yang dihamparkan (QS al baqarah 02:22).




Keempat : dengan keadaan penciptaan langit sebagaiman kelanjutan ayat tersebut




وَالسَّمَاءَ بِنَاءً
dan yang telah menciptakan langit (QS al baqarah 02:22).




Yang kelima dengan menunjukkan kejadian yang berhubungan dengan langit & bumi sebagaimana firmannya :




وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ
dan yang telah menurunkan air hujan dari langit maka Allah mengeluarkan dengan air tersebut buah-buahan sebagai rizki bagi kalian ( Qs :al baqarah 02:22 )




karena sesunggunya langit itu seperti bapak dan bumi seperti ibu, keluarlah air hujan dari rusuk ( shalbi ) langit masuk kedalam rahim bumi maka melahirkan dan menumbuhkan dari air tersebut bermacam-macam tumbuhan, maka tatakala Allah menyebutkan & menjelaskan lima dalil tersebut diatas maka yang di tuntut dari manusia adalah :




فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
maka janganlah kalian menyekutukan Allah itu tandingan-tandingan dan kalian mengetahuinya ( al baqoroh : 22 ).




Yang demikian itu sesungguhnya dalil-dalil diatas menunjukkan & menetapkan adanya Dzat yang maha pencipta dari berbagai segi, diantaranya menunjukkan keadaan Allah yang esa & tunggal, dari segi lain Allah mampu memcitakan berbagai kejadian & peristiwa dimana juga mampu untuk tidak menciptakan peristiwa tersebut ( Maha Berkehendak ), bahkan mampu untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan kejadian & peristiwa yang di sebutkan diatas, dan itu semuanya menunjukkan adanya Dzat Maha Pencipta & Maha Kuasa, sebagaimana pula Allah menciptakan itu semua tidak untuk menjadikan kerusakan & kehancuran, dan ini menunjukkan keesaan Dzat yang maha pencipta & maha berkehendak sebagaimana Allah jelaskan :




لَوْ كَانَ فِيهِمَا آَلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا
Kalaulah seandainya di bumi & di langit itu ada dua Tuhan selain Allah sungguh akan rusaklah bumi & langit tersebut ( al ambiya : 22)





Inti dari pembahsan diatas: Oleh karena itu Allah menjelaskan & menunjukkan lima dalil tersebut diatas, maka konsekuwensi dari penciptaan manusia & jin dan di tuntut dari shaqolain ( jin & manusia ) ini adalah :
Pertama: untuk menetapkan( mengakui dan mengetahui serta mengenal ) adanya Dzat yang mencipta dan
Kedua: menetapkan bahwasanya Dzat maha pencipta itu Esa ( satu & tunggal ), karena makna dari ayat :




فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ




mencakup 2 hal diatas : menetapkan adanya sembahan ( Tuhan ) & menetapkan bahwasannya Tuhan itu hanya satu & esa ( tauhid) dengan meniadakan ( menafikan semua sembahan selain Allah .




Ibnu Qayyim mengatakan : Jika hanya isbath (menetapkan) adanya sembahan maka belum di sebut at tauhid , begitu juga sebaliknya, jika hanya menafikan & meniadakan semua sembahan , maka ini juga belum di sebut at tauhid , karena at tauhid itu harus menisbatkan (menetapkkan ) adanya satu sembahan semata ( yaitu Allah ta'alaa ) dan juga menfikan dan meniadakan semua sembahan selain Allah ( lihat fathul majid bab 1 )

Kemudian dari penjelasan ayat diatas, sungguh ada hikmah yang sangat lembut & indah yaitu : "urutan yang berfaedah dalam memberikan penjelasan dan pelajaran hendaknya memulainya dari hal-hal yang mudah dipahami & yang nampak ( dhahir ) kemudian berlajut dengan hal-hal yang agak tersembunyi ( gha'ib ) & luas sehingga kita bisa mengambil faedah & manfat dari ilmu tersebut.
inilah keagungan Allah yang dapat kita pahami dalam ayat ini yang sangat detail dalam merinci dalil-dalil untuk menetapkan adanya Dzat maha pencipta, dimana Allah menjelaskan :






اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ
" sembahlah tuhanmu yang telah menciptakan kalian" ( QS : 02:21)





Sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan diri kalian maka Allah menujukkan dalil bagi setiap orang berakal untuk melihat diri meraka sebelum melihat kepada yang lainnya, karena memperhatikan keadaan diri sendiri lebih sempurna & lebih detail dari pada memperhatikan ahwal yang lainnya, maka manusia itu secara pasti akan mendapati dirinya kadang sakit, kadang sehat, kadang bahagia kadang sedih, dulu masih muda kemudian berubah menjadi tua, maka perubahan yang terjadi & dialami diri manusia itu sendiri bukanlah kehendaknya sendiri atau kehendak orang lain akan tetapi adalah kehendak & takdir Allah ta'alaa , kadang juga telah bersungguh –sungguh dalam mencari segala sesuatu ( rizki ) & tidak mendapatkan apa yang dia cari, kadang juga dengan santai & ala kadarnya tapi bisa mendapatkan keinginanaya, tatkala dia mengetahui kekurangan & kelemahan dirinya sebagai manusia walaupun telah bersungguh-sungguh : maka seharusnya manusia itu mengakui & menetapkan adanya Dzat yang mengatur itu semua diatas kemampuan manusia.
Dan kadang pula orang yang pandai & berakal telah bersungguh-sungguh dalam mencari rizki & tidak mendapatkannya, ada juga orang yang bodoh dengan mudah & gampang mendapatkan apa yang dia cari.
Kesimpulannya : Maka nampaklah dari penjelasan ini semua bahwasanya semua apa yang manusia cari & inginkan susah ataupun gampang untuk didapat itu sudah Allah takdirkan & tentukan yang tidak mungkin kita membantah & tidak menerima ketentuan Allah tersebut, sebagaimana dalil-dalil berikut ini dari firmanNya :




نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
Kami telah membagi ( menentukan ) diantara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia ( az zuhruf:32)




أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan ( an naml : 62)




قُلْ مَنْ يَكْلَؤُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
Katakanlah siapakah yang bisa memelihara kamu diwaktu malam dan siang ( al ambiya: 42 )





Secara ringkasnya tatkala setiap orang lebih memperhatikan dirinya sendiri dari pada yang lainnya maka akan diutamakan & didahulukan dalam mengambil dalil dari dalil-dalil yang lain.

Maka setelah mengemukakan dalil ini maka Allah mulai meningkat pada dalil berikutnya yaitu : supaya manusia juga memperhatikan keadaan bapak & nenek moyangnya dahulu, & penduduk daerahnya sebgaimana dalam firmannya :




وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan juga Tuhannya orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS : 02:21).




kemudian meningkat lagi ke hal yang lebih luas yaitu dengan memperhatikan keadaan bumi tempat tinggal semua makluq, yang didalamnya allah menciptakan banyak jenis & macam makhluk & tumbuh-tumbuhan sebgaimana dalam firmanNya :





الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا
yang telah menjadikan bagi kalian bumi yang dihamparkan (QS al baqarah 02:22).




sebagaiman dalam ayat yang lainnya :




وَفِي الْأَرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ
dan dibumi ini allah menciptakan bagian-bagian yang berdampingan ( ar ra'du : 4 )




Allah juga berfirman:




وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ
Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. ( al fatir : 27 )




kemudian meningkat lagi yaitu untuk memperhatikan planet & langit yang diantara bintang itu ada yang besar ada yang kecil ada yang dekat ada yang jauh, ada yang cepat ada yang lambat:,




وَالسَّمَاءَ بِنَاءً
dan yang telah menciptakan langit (QS al baqarah 02:22).





sebagimana Allah katakan dalam QS al ambiya : 33




كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.( al ambiya' : 33)




juga firmanNya:




رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ



tuhannya timur & barat ( al muzammil: 9)





juga firmanNya :




رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ
tuhannya dua timur & tuhannya dua barat ( arrahman : 17 )




firmanNya:




فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ إِنَّا لَقَادِرُونَ
Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.( al ma'arij: 40)





وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ
dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya ( al a'raf: 54)




تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.( al furqon:61)





أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ سَبْعَ سَمَوَاتٍ طِبَاقًا () وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا.



Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?. Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? ( nuh : 15-16)





kemudian meningkat lagi yaitu untuk memperhatikan dintara faedah dan kegunaan langit adalah tempat di turunkannya hujan sehingga dengan hujan tersebut tumbuhlah buah-buahan sebgaia rizki bagi kita semuanya, sebagimana firmannya :

وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ
dan yang telah menurunkan air hujan dari langit maka Allah mengeluarkan dengan air tersebut buah-buahan sebagai rizki bagi kalian ( Qs :al baqarah 02:22 )




dan ayat senada dan semisal dengan ayat diatas banyak sekali untuk kita sebutkan disini , wal hasil , Allah menciptakan itu semua adalah sebagia penjelasan akan besarnya karunia & kasih sayang Allah kepada makluqnya, untuk itu seharusnya bagi jin & manusia adalah mentauhidkan Allah dalam peribadatan dan tidak menyekutukannya sebagimana firmanya :


فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
maka janganlah kalian menyekutukan Allah itu tandingan-tandingan dan kalian mengetahuinya ( al baqoroh : 22 ).





Akhir dari tulisan ini, semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-ornag yang bertauhid dan menjauhkan kita dari perbuatan syirik




اللهم إنا نعوذ بك من أن نشرك بك شيئا نعلمه، ونستغفرك لما لا نعلمه. رواه الإمام أحمد.
“Ya Allah, kami memohon kepadaMu perlindungan dari perbuatan syirik apapun yang kami ketahui. Dan kami memohon kepada-Mu ampunan atas perbuatan (dosa) yang tidak kami ketaui.” (Riwayat Imam Ahmad, dengan sanad hasan).

* Diterjemahkan secara bebas dari awal-awal halaman kutaib : 'ajaibul qur'an ( keajaiban & keagungan Al Qur'an ) karya al imam ar razii oleh sulaiman abu syeikha al magetiy .



الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات