3/16/08

RAHASIA DIBALIK KALIMAT TAUHID DALAM AYAT -AYAT AL QUR'AN



بسم الله الرحمن الرحيم

أسرار كلمة لااله الا الله في ايات القرآنية

Rahasia Dibalik Kalimat Tauhid Dalam Ayat-Ayat Al Qur'an

Sesungguhnya wajib bagi kita untuk mengenal Allah ( tauhid ) sebelum kita beribadah & beramal karena suatu ibadah itu diterima jika Tauhid kita benar & tidak tercampur dengan kesyirikan ( menyekutukannya dalam peribadatan ) , maka tegaknya ibadah & amalan kita harus didasari terlebih dahulu dengan At Tauhid sebagaimana akan kita jelaskan dibawah ini :

pertama : Allah ta'alaa berfirman kepada Rasulullah dalam QS Muhammad : 19






فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَوَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
" Ketahuilah ( ya Muhammad ) sesungguhnya tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah, & mohonlah ampun bagi dosa-dosamu, dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. ( muhammad : 19 )




Ketahuilah – semoga Allah merohmatimu- sesungguhnya Allah menegaskan & mendahulukan serta mengutamakan untuk mengetahui dan berilmu tentang At tauhid dari pada beribadah yaitu beristifghfar, dikarenakan " mengenal tauhid menunjukkan ilmu 'usul ( dasar pokok & pondasinya agama ), adapun beristighfar menunjukkan ilmu furu' ( cabang dan aplikasi dari ilmu usul tersebut )", dan dalam Qaidah :




الاصل يجب تقديمه على الفرع



ilmu usul wajib di dahulukan atas ilmu furu'




karena sesungguhnya dikatakan :
( مالم يعلم وجود الصانع امتنع القيام بطاعته و خدمته ),

" siapapun yang tidak mengenal penciptanya maka terhalang baginya untuk mentha'ati & beribadah kepadaNya dengan baik dan benar"

dan hal yang senada & sesuai dengan ayat ini banyak sekali di sebutkan dalam Al Qur'an.





kedua: Sesungguhnya nabi Ibrahim tatkala beliau berdo'a lebih mengutamakan untuk ma'rifah ( berilmu ) dari pada keta'atan ( ibadah) beliau berdo'a :




رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
Ya Allah karuniakanlah kepadaku hikmah ( ilmu ) dan masukanlah aku kedalam golongan orang- orang yang sholeh ( as su'aro : 83 )




Maka kalimat : هب لي حكما(karuniakanlah kepadaku hikmah ( ilmu)) menunjukkan kesempurnaan pemikiran dan pemahaman untuk berilmu & mengetahui segala sesuatu ( ma'rifah ) adapun kalimat: و ألحقني بالصالحين (dan masukanlah aku kedalam golongan orang- orang yang sholeh ) menunjukkan kesempurnaan amalan untuk bisa menjauhi dua hal yaitu ifradh ( extrim ) & tafridh ( malas & semaunya ) dalam beribadah, maka beliau lebih mengutamakan berilmu dahulu sebelum beramal.

Ketiga: Allah ta'alaa berfirman tatkala memilih & nabi Musa –alihis salam- sebagia RasulNya dan Allah mewahyukan kepadanya :




وَأَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَى () إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي "
Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku ( QS thahaa 20 : 13-14 ).





Maka kalimat : لا اله الا انا (tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku )menunjukkan atas ilmu usul pondasi dasar dari at tauhid adapun kalimat : فاعبدني ( maka sembahlah Aku )menunjukkan atas ilmu furu' dan aplikasi dari ilmu usul maka berilmu tentang Tauhid didahulukan dan di utamakan dari pada beramal ,( karena suatu amalan itu akan di terima jika tauhidnya benar pent.) .

Keempat: Sesungguhnya Nabi 'Isa – alaihis salam - tatkala Allah memberikan kemampuan berbicara di waktu bayi beliau berkata :




قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آَتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
"sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah yang diberikan kepadaku kitab ( maryam : 30 ) "





maka kalimat اني عبد الله ( aku ini adalah hamba Allah) menunjukkan ilmu usul ( tauhid ) adapun kalimat ءاتاني الكتاب menunjukkan ilmu furu' karena butuhnya ( diberikan ) kepadanya kitab adalah untuk mengetahui hukum-hukum & syariatnya (dalam rangka untuk mengamalkan dan mempraktekkan konsekuwensi dari pengakuannya sebagai hamba Allah pent.) bukan untuk mengenal Allah secara lansung .
Dan tidak ada perselisihan sedikitpun dikalangan para ulama salaf dan khalaf serta umat islam seluruhnya bahwasanya : paling afdal & utamanya para nabi & rasul adalah ke empat nabi tersebut ( Muhammad, Musa, Isa, & Ibrahim ) , tatkala Allah menetapkan & memerintahkan kepada empat rasul yang mulia ini untuk ma'rifah ( berilmu & mengetahui ) ilmu usul dan dasar serta pondasi ad dieen yaitu Tauhid sebelum ilmu furu' ( sebagia aplikasi dari ilmu usul )

Inti dari pembahasan diatas : jadi telah tetap (syabit) dan benar (haq) bahwasanya berilmu dan mengetahui serta mengenal at tauhid itu adalah kewajiban yang paling pokok & utama sebelum mengenal yang lainya serta beramal ( karena suatu amalan itu akan di terima jika tauhidnya benar pent.) .

Adapun dalil-dalil lain yang menguatkan & lebih luas lagi kita paparkan dibawah ini :

PERTAMA :
Telah sepakat jumhur mufassirin bahwasanya ayat al qur'an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi muhammad SAW adalah surat al alaq : 1-5 : ( lihat HR : bukhari : 3 dan imam muslim : 160 ) :




اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ () خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ () اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ () الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ () عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ()
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan (1) menciptakan manusia dari segumpal darah ( 2) bacalah dengan nama Tuhanmu yang maha mulia (3) yang telah mengajar manusia dengan qolam (4) yang telah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya(5) ( QS al alaq : 1-5)





Jika kita perhatikan dengan teliti maka didalam ayat ini banyak mengandung dalil dalil tentang Tauhid, yang demikian itu diantaranya adalah menetapkan adanya Dzat Maha Pencipta : mencitakan manusia dari segumpal darah, kemudian Allah menekankan & menegaskan masalah ini dengan lembut tapi pasti, akan lebih jelas lagi kalau kita kemukankan disini dengan sistem tanya – jawab :
Jika berkata seorang penanya : seharusnya ada hubungan & sambung menyambung dalam suatu kalimat / paragfaf, di sini Allah menyatakan : telah menciptakan manusia, dan menciptakannya dari segumpal darah ( الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ)
kemudian setelah itu Allah mengatakan : yang telah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya :(عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ)
maka apa & makna hubungan antara kedua perkara ini ?

Jawabnya : sesungguhnya paling rendahnya & hinanya permulaan dari penciptaan manusia adalah : dari segumpal darah, dan ini sudah Allah tetapkan kepada setiap orang, dan paling mulia & tingginya martabat manusia jika sudah berilmu & mengetahui segala sesuatu, maka seakan-akan Allah mengatakan : wahai hambaku perhatikan & lihatlah keadaanmu waktu pertama kali kamu diciptakan tatkala masih berupa segumpal darah, dan itu adalah paling rendahnya & hinanya keadanmu sampai akhirnya kamu bisa berbicara, dan bisa mengetahui segala sesuatu, dan itu adalah paling tingginya martabat & keadaanmu, maka ketahuilah sesungguhnya tidak mungkin itu terjadi begitu saja dari sesuatu yang hina & rendah berkembang menjadi pandai & berilmu kecuali dengan ketentuan Dzat yang maha pencipta & maha mampu, yaitu Allah , maka salah jika ada yang mengatakan itu adalah hal yang alami & biasa terjadi, ( maha suci Allah atas ucapan-ucapan orang-orang yang dholim ).

KEDUA :
Sesungguhnya Allah ta'alaa telah memuji orang-orang mukmin dalam surat Al baqoroh dari ayat pertama sampai pada ayat ke lima yaitu :




أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung ( QS AL Baqarah : 05)




dan Allah mencela orang-orang kafir dalam dua ayat setelahnya(yaitu ayat ke : 6 & 7) dari :




إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

" Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat ( QS Al baqarah : 06-07).




kemudian mencela orang-orang munafiq dalam 13 ayat berikutnya :




وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman ( Qs Al Baqarah:08)




sampai sebelum ayat ke 21 :




يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa( QS Al Baqarah:21)




maka tatkala Allah memuji orang yang beriman kemudian Allah mencela & menghinakan orang-orang kafir serta munafiqin, seakan akan dikatakan : "pujian & celaan ini tidaklah bisa ditegakkan kecuali dengan mengemukakan & menunjukkan dalil-dalil atas penetapan Tauhid, Nubuwah ( diutusnya nabi muhammad), dan hari pembalasan ( kiamat ), karena pada dasarnya usul & pokoknya islam adalah terkandung dalam 3 perkara ini".




Maka Allah mulai menetapkan adanya Tauhid dan menjelaskan hal ini dengan lima macam dari dalil-dalil yang pasti & tak terbantahkan ( dalam dua ayat berikutnya yaitu ayat ke : 21-22 ) all : .




يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ () الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ ()




Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui ( QS Al BAqarah : 21-22)

Pertama :Allah menetapkan tauhid dengan menunjukkan dalil pada pribadi manusia itu sendiri sebagaimana firmannya :




اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ
" sembahlah tuhanmu yang telah menciptakan kalian" ( QS : 02:21)





Kedua : dengan menyebutkan keadaan bapak & pendahulu mereka sebagaimana firmannya :






وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan juga Tuhannya orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS : 02:21).




Ketiga : dengan menunjukkan keadaan penciptaan bumi sebagaimana ayat berikutnya :]




الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا
yang telah menjadikan bagi kalian bumi yang dihamparkan (QS al baqarah 02:22).




Keempat : dengan keadaan penciptaan langit sebagaiman kelanjutan ayat tersebut




وَالسَّمَاءَ بِنَاءً
dan yang telah menciptakan langit (QS al baqarah 02:22).




Yang kelima dengan menunjukkan kejadian yang berhubungan dengan langit & bumi sebagaimana firmannya :




وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ
dan yang telah menurunkan air hujan dari langit maka Allah mengeluarkan dengan air tersebut buah-buahan sebagai rizki bagi kalian ( Qs :al baqarah 02:22 )




karena sesunggunya langit itu seperti bapak dan bumi seperti ibu, keluarlah air hujan dari rusuk ( shalbi ) langit masuk kedalam rahim bumi maka melahirkan dan menumbuhkan dari air tersebut bermacam-macam tumbuhan, maka tatakala Allah menyebutkan & menjelaskan lima dalil tersebut diatas maka yang di tuntut dari manusia adalah :




فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
maka janganlah kalian menyekutukan Allah itu tandingan-tandingan dan kalian mengetahuinya ( al baqoroh : 22 ).




Yang demikian itu sesungguhnya dalil-dalil diatas menunjukkan & menetapkan adanya Dzat yang maha pencipta dari berbagai segi, diantaranya menunjukkan keadaan Allah yang esa & tunggal, dari segi lain Allah mampu memcitakan berbagai kejadian & peristiwa dimana juga mampu untuk tidak menciptakan peristiwa tersebut ( Maha Berkehendak ), bahkan mampu untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan kejadian & peristiwa yang di sebutkan diatas, dan itu semuanya menunjukkan adanya Dzat Maha Pencipta & Maha Kuasa, sebagaimana pula Allah menciptakan itu semua tidak untuk menjadikan kerusakan & kehancuran, dan ini menunjukkan keesaan Dzat yang maha pencipta & maha berkehendak sebagaimana Allah jelaskan :




لَوْ كَانَ فِيهِمَا آَلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا
Kalaulah seandainya di bumi & di langit itu ada dua Tuhan selain Allah sungguh akan rusaklah bumi & langit tersebut ( al ambiya : 22)





Inti dari pembahsan diatas: Oleh karena itu Allah menjelaskan & menunjukkan lima dalil tersebut diatas, maka konsekuwensi dari penciptaan manusia & jin dan di tuntut dari shaqolain ( jin & manusia ) ini adalah :
Pertama: untuk menetapkan( mengakui dan mengetahui serta mengenal ) adanya Dzat yang mencipta dan
Kedua: menetapkan bahwasanya Dzat maha pencipta itu Esa ( satu & tunggal ), karena makna dari ayat :




فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ




mencakup 2 hal diatas : menetapkan adanya sembahan ( Tuhan ) & menetapkan bahwasannya Tuhan itu hanya satu & esa ( tauhid) dengan meniadakan ( menafikan semua sembahan selain Allah .




Ibnu Qayyim mengatakan : Jika hanya isbath (menetapkan) adanya sembahan maka belum di sebut at tauhid , begitu juga sebaliknya, jika hanya menafikan & meniadakan semua sembahan , maka ini juga belum di sebut at tauhid , karena at tauhid itu harus menisbatkan (menetapkkan ) adanya satu sembahan semata ( yaitu Allah ta'alaa ) dan juga menfikan dan meniadakan semua sembahan selain Allah ( lihat fathul majid bab 1 )

Kemudian dari penjelasan ayat diatas, sungguh ada hikmah yang sangat lembut & indah yaitu : "urutan yang berfaedah dalam memberikan penjelasan dan pelajaran hendaknya memulainya dari hal-hal yang mudah dipahami & yang nampak ( dhahir ) kemudian berlajut dengan hal-hal yang agak tersembunyi ( gha'ib ) & luas sehingga kita bisa mengambil faedah & manfat dari ilmu tersebut.
inilah keagungan Allah yang dapat kita pahami dalam ayat ini yang sangat detail dalam merinci dalil-dalil untuk menetapkan adanya Dzat maha pencipta, dimana Allah menjelaskan :






اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ
" sembahlah tuhanmu yang telah menciptakan kalian" ( QS : 02:21)





Sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan diri kalian maka Allah menujukkan dalil bagi setiap orang berakal untuk melihat diri meraka sebelum melihat kepada yang lainnya, karena memperhatikan keadaan diri sendiri lebih sempurna & lebih detail dari pada memperhatikan ahwal yang lainnya, maka manusia itu secara pasti akan mendapati dirinya kadang sakit, kadang sehat, kadang bahagia kadang sedih, dulu masih muda kemudian berubah menjadi tua, maka perubahan yang terjadi & dialami diri manusia itu sendiri bukanlah kehendaknya sendiri atau kehendak orang lain akan tetapi adalah kehendak & takdir Allah ta'alaa , kadang juga telah bersungguh –sungguh dalam mencari segala sesuatu ( rizki ) & tidak mendapatkan apa yang dia cari, kadang juga dengan santai & ala kadarnya tapi bisa mendapatkan keinginanaya, tatkala dia mengetahui kekurangan & kelemahan dirinya sebagai manusia walaupun telah bersungguh-sungguh : maka seharusnya manusia itu mengakui & menetapkan adanya Dzat yang mengatur itu semua diatas kemampuan manusia.
Dan kadang pula orang yang pandai & berakal telah bersungguh-sungguh dalam mencari rizki & tidak mendapatkannya, ada juga orang yang bodoh dengan mudah & gampang mendapatkan apa yang dia cari.
Kesimpulannya : Maka nampaklah dari penjelasan ini semua bahwasanya semua apa yang manusia cari & inginkan susah ataupun gampang untuk didapat itu sudah Allah takdirkan & tentukan yang tidak mungkin kita membantah & tidak menerima ketentuan Allah tersebut, sebagaimana dalil-dalil berikut ini dari firmanNya :




نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
Kami telah membagi ( menentukan ) diantara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia ( az zuhruf:32)




أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan ( an naml : 62)




قُلْ مَنْ يَكْلَؤُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
Katakanlah siapakah yang bisa memelihara kamu diwaktu malam dan siang ( al ambiya: 42 )





Secara ringkasnya tatkala setiap orang lebih memperhatikan dirinya sendiri dari pada yang lainnya maka akan diutamakan & didahulukan dalam mengambil dalil dari dalil-dalil yang lain.

Maka setelah mengemukakan dalil ini maka Allah mulai meningkat pada dalil berikutnya yaitu : supaya manusia juga memperhatikan keadaan bapak & nenek moyangnya dahulu, & penduduk daerahnya sebgaimana dalam firmannya :




وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan juga Tuhannya orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS : 02:21).




kemudian meningkat lagi ke hal yang lebih luas yaitu dengan memperhatikan keadaan bumi tempat tinggal semua makluq, yang didalamnya allah menciptakan banyak jenis & macam makhluk & tumbuh-tumbuhan sebgaimana dalam firmanNya :





الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا
yang telah menjadikan bagi kalian bumi yang dihamparkan (QS al baqarah 02:22).




sebagaiman dalam ayat yang lainnya :




وَفِي الْأَرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ
dan dibumi ini allah menciptakan bagian-bagian yang berdampingan ( ar ra'du : 4 )




Allah juga berfirman:




وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ
Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. ( al fatir : 27 )




kemudian meningkat lagi yaitu untuk memperhatikan planet & langit yang diantara bintang itu ada yang besar ada yang kecil ada yang dekat ada yang jauh, ada yang cepat ada yang lambat:,




وَالسَّمَاءَ بِنَاءً
dan yang telah menciptakan langit (QS al baqarah 02:22).





sebagimana Allah katakan dalam QS al ambiya : 33




كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.( al ambiya' : 33)




juga firmanNya:




رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ



tuhannya timur & barat ( al muzammil: 9)





juga firmanNya :




رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ
tuhannya dua timur & tuhannya dua barat ( arrahman : 17 )




firmanNya:




فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ إِنَّا لَقَادِرُونَ
Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.( al ma'arij: 40)





وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ
dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya ( al a'raf: 54)




تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.( al furqon:61)





أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ سَبْعَ سَمَوَاتٍ طِبَاقًا () وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا.



Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?. Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? ( nuh : 15-16)





kemudian meningkat lagi yaitu untuk memperhatikan dintara faedah dan kegunaan langit adalah tempat di turunkannya hujan sehingga dengan hujan tersebut tumbuhlah buah-buahan sebgaia rizki bagi kita semuanya, sebagimana firmannya :

وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ
dan yang telah menurunkan air hujan dari langit maka Allah mengeluarkan dengan air tersebut buah-buahan sebagai rizki bagi kalian ( Qs :al baqarah 02:22 )




dan ayat senada dan semisal dengan ayat diatas banyak sekali untuk kita sebutkan disini , wal hasil , Allah menciptakan itu semua adalah sebagia penjelasan akan besarnya karunia & kasih sayang Allah kepada makluqnya, untuk itu seharusnya bagi jin & manusia adalah mentauhidkan Allah dalam peribadatan dan tidak menyekutukannya sebagimana firmanya :


فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
maka janganlah kalian menyekutukan Allah itu tandingan-tandingan dan kalian mengetahuinya ( al baqoroh : 22 ).





Akhir dari tulisan ini, semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-ornag yang bertauhid dan menjauhkan kita dari perbuatan syirik




اللهم إنا نعوذ بك من أن نشرك بك شيئا نعلمه، ونستغفرك لما لا نعلمه. رواه الإمام أحمد.
“Ya Allah, kami memohon kepadaMu perlindungan dari perbuatan syirik apapun yang kami ketahui. Dan kami memohon kepada-Mu ampunan atas perbuatan (dosa) yang tidak kami ketaui.” (Riwayat Imam Ahmad, dengan sanad hasan).

* Diterjemahkan secara bebas dari awal-awal halaman kutaib : 'ajaibul qur'an ( keajaiban & keagungan Al Qur'an ) karya al imam ar razii oleh sulaiman abu syeikha al magetiy .



الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات